Langgam.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat (Sumbar) akan menggelar dialog dengan kedua pasangan calon gubernur Sumbar periode 2024-2029.
Dialog ini bertujuan untuk menyelaraskan visi dan misi dalam memajukan perekonomian daerah, khususnya dalam konteks pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Dialog yang akan digelar di Santika Premier Hotel, Kamis (21/11/2024) ini mengangkat tema Menumbuhkan Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru di Sumatra Barat yag Berdaya Saing.
Tema ini dipilih mengingat potensi besar Sumbar dalam sektor lingkungan dan kelautan yang dapat dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Dialog ini merupakan langkah strategis untuk membangun sinergi antara pemerintah dan dunia usaha. Kami ingin memastikan komitmen para calon pemimpin dalam memajukan pembangunan daerah, khususnya dalam sektor ekonomi,” ujar Ketua Umum Kadin Sumbar, Buchari Bachter, Rabu (20/11/2024).
Sejumlah pakar akan hadir sebagai pembedah dalam dialog ini, di antaranya Prof. Ganefri, Ph.D (Pakar Pendidikan) dari Universitas Negeri Padang), Prof. Dr. Syafruddin Karimi (Pakar Ekonomi) dan Prof. Dr. Ir. Irfan Suliansyah (Pakar Pertanian) dari Universitas Andalas.
Kemudian Mantan Gubernur Sumbar dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, serta Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perencanaan Pebangunan Bayu Priawan Djokosoetono.
Para ahli ini akan membedah visi misi dan memberikan pandangan serta masukan terkait potensi pengembangan ekonomi hijau dan biru di Sumbar.
Selain dialog dengan pasangan calon gubernur Mahyeldi-Vasko Ruseimy dan Epyardi Asda-Ekos Albar, Kadin Sumbar juga akan menggelar Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) yang akan dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Organisasi Erwin Aksa dan Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Taufan Eko Nugroho Rotorasiko.
Wakil Ketua Umum Kadin Sumbar Bidag Organisasi Arlin Teguh Ardani megatakan konsep ekonomi hijau dan biru menjadi sorotan dalam dialog ini karena dianggap sebagai kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ekonomi hijau mengacu pada kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan, sedangkan ekonomi biru berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan.
"Sumbar memiliki potensi besar dalam kedua sektor ini. Potensi energi terbarukan, seperti tenaga air dan panas bumi, dapat dikembangkan untuk mendukung ekonomi hijau. Sementara itu, potensi perikanan, pariwisata bahari, dan bioteknologi kelautan dapat dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi biru," katanya.
Kadin Sumbar berharap dialog ini dapat menghasilkan kesepakatan bersama antara pemerintah dan dunia usaha ke depan terkait langkah-langkah konkret untuk mengembangkan ekonomi hijau dan biru guna meningkatkan pertumbuhan Sumbar.
"Saat ini, pertumbuhan ekonomi kita (Sumbar) hanya 4,4 persen. Jadi perlu sinergi dan upaya ekstra semua pihak untuk mengoptimakan pertumbuhan itu," imbuhnya. (*/Fs)