InfoLanggam – Peringati Milad ke-69, Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat menggelar Kuliah Umum, Selasa (19/11/2024). Kuliah umum yang digelar di Convention Hall Prof Dr H Ahmad Syafi’i Ma’arif, MA, kampus I Padang.
Kegiatan yang juga diikuti oleh tiga kampus Padang Panjang, Bukittinggi dan Payakumbuh via zoom ini menghadirkan pemateri yakni Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Dewan Pengawas Syariah PT Maybank Indonesia, Tbk DR KH Saad Ibrahim MA.
Rektor UM Sumatera Barat, Dr Riki Saputra MA dalam sambutannya pada Milad ke-69 kali ini mengingatkan kilas balik sejarah Universitas Muhammadiyah dari awal berdiri pada tahun 1955 di Kota Padang Panjang hingga saat ini telah berdiri di empat kota yakni Padang, Padang Panjang, Bukittinggi dan Payakumbuh.
Di usia ke-69 yang tidak lagi muda, ia mengajak agar tetap optimis melakukan transformasi, perbaikan, evaluasi, perubahan dan pengembangan.
"Dengan kondisi terkini UM Sumatera Barat yang memiliki SDM 200 orang dosen, terdiri dari 4 orang guru besar, dosen S3 dan yang sedang melanjutkan studi doktoral diharap melakukan upaya-upaya agar bagaimana UM Sumatera Barat sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan tinggi bisa mencetak generasi emas," ujarnya.
Di samping menyambut milad ke-69, Riki juga membahas kuliah umum yang mengangkat topik utama teknologi dan sains. Dimana kata Riki, perguruan tinggi sangat diimpikan untuk memiliki kemajuan, salah satunya integrasi sains dan teknologi.
“Oleh karena itu dengan adanya kuliah umum pada milad ke-69 kali ini, kita siap menerima pandangan baru,” beber Riki.
Sementara itu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Dewan Pengawas Syariah PT Maybank Indonesia, Tbk DR KH Saad Ibrahim M A yang hadir sebagai pemateri pada kesempatan tersebut membahas Integrasi Agama dalam Implementasi Caturdharma.
Ia menjelaskan proses lahirnya berbagai disiplin ilmu pertama kali mulai dari ulumul quran, ulumul hadist, ilmu fiqih sebagai dimensi metodologi Islam yang mana di awak tersebut dunia sains belum muncul.
Di samping itu, ia juga menyampaikan pemahaman caturdharma tentang pendidikan dan pengajaran pembentukan karakter berbasis spiritualitas, penelitian dan tanggung jawab moral dalam ilmu pengetahuan, penguatan nilai keagaaman akhlak mulia sebagai fondasi hidup.
Kemudian sinergi agama dan pendidikan untuk mencetak akademisi yang berakhlak mulia dan berkontribusi kepada masyarakat. (*)