Langgam.id - Para calon Wali Kota Pariaman 2024 saling adu gagasan dalam debat publik pertama yang berlangsung Minggu malam (3/11/2024). Debat yang diadakan di Balai Kota Pariaman ini menjadi momentum bagi ketiga pasangan calon untuk menyampaikan visi, misi, serta program unggulan mereka dalam membangun Kota Pariaman ke depan.
Debat yang dimoderatori oleh akademisi Universitas Andalas Aidinil Zetra ini, menghadirkan tiga kandidat utama, yakni Genius Umar-Muhammad Ridwa (calon nomor urut 01), Mardison Mahyuddin-Bahrul Anif (calon nomor urut 02), dan Yota Balad-Mulyadi (calon nomor urut 03).
Ketiganya menyampaikan visi dan misi yang berbeda, namun dengan fokus yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pariaman dengan pendekatan yang beragam.
Calon nomor urut 01, Genius Umar, membuka pemaparannya dengan menekankan bahwa ia ingin mewujudkan Pariaman sebagai kota pesisir yang maju dalam bidang industri kelautan dan perikanan, namun tetap berbasis pada nilai-nilai agama dan budaya.
Menurut Genius, visi ini diharapkan mampu mendorong Pariaman menjadi kota yang mandiri dan dinamis, dengan tetap menjaga kelestarian alam pesisirnya.
Misi Genius untuk mewujudkan visi ini terbagi dalam beberapa fokus utama, di antaranya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing, memperkuat ekonomi lokal yang berbasis potensi dan kearifan lokal, dan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan dan berorientasi mitigasi bencana.
"Kami ingin membangun tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel, dan inovatif, berbasis smart city untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik," ujar Genius.
Dalam program unggulannya, Genius menyoroti keberlanjutan sejumlah program pemerintahan sebelumnya serta menghadirkan program baru. Beberapa di antaranya adalah pendidikan gratis 12 tahun untuk SD, SMP, dan SMA. Serta kelanjutan program “Satu Keluarga, Satu Sarjana” yang bertujuan meningkatkan tingkat pendidikan warga Pariaman.
Selain itu, Genius juga menjanjikan pelayanan kesehatan gratis dan pengembangan kawasan wisata bahari, pembangunan dermaga perikanan, serta revitalisasi pasar dan kawasan heritage Pariaman.
Ia pun mengungkapkan komitmennya untuk mendukung generasi muda melalui pembangunan pusat latihan kerja berbasis komunitas, pengembangan kompetensi sumber daya manusia, dan pemberian beasiswa hafiz Quran.
"Kami ingin Pariaman menjadi kota pesisir yang modern, dinamis, dan memiliki daya saing tinggi di tingkat nasional," tambahnya.
Sementara itu, Mardison Mahyuddin, calon nomor urut 02, memaparkan visinya untuk menjadikan Pariaman sebagai kota yang religius, mandiri, dan sejahtera. Menurut Mardison, visi ini didasarkan pada kebutuhan untuk membangun fondasi kemakmuran yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat.
Mardison menyampaikan misi untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan dasar lainnya yang berbasis nilai agama dan keagamaan.
Mardison juga berjanji untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan, dan berbasis potensi pariwisata.
"Kami akan melanjutkan pendidikan gratis untuk SD dan SMP, dan memperluasnya hingga madrasah, pesantren, dan sekolah-sekolah swasta," ujar Mardison.
Tak hanya itu, ia juga berencana untuk memberikan perlengkapan sekolah gratis agar semua anak Pariaman bisa mendapatkan pendidikan dengan mudah.
Selain pendidikan, Mardison menitikberatkan pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Ia menjanjikan layanan BPJS gratis untuk seluruh warga dan memperbaiki layanan kesehatan yang maksimal.
Di sektor pemerintahan, Mardison mengutamakan prinsip good government dan clean government, dengan tujuan membangun pemerintahan yang transparan dan jauh dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Calon nomor urut 03, Yota Balad, tampil dengan visi yang berbeda. Ia menginginkan Pariaman menjadi kota wisata yang maju, kreatif, dan berbasis agama serta budaya. Menurutnya, Pariaman harus mengoptimalkan potensi wisata dan budaya lokal agar bisa menjadi daya tarik utama dan menggerakkan ekonomi daerah.
Dalam pemaparan misinya, Yota mengusulkan berbagai program unggulan yang menurutnya terinspirasi dari kehidupan masyarakat Pariaman yang religius dan berbudaya. Salah satu program unggulannya adalah “Satu Rumah, Satu Hafiz” yang bertujuan untuk membangun karakter masyarakat yang beragama dan memiliki nilai sosial yang tinggi.
"Kami ingin setiap keluarga di Pariaman memiliki setidaknya satu anggota yang hafiz Quran, agar nilai agama benar-benar hidup di tengah masyarakat," jelasnya.
Program lain yang ditawarkan Yota termasuk jaminan asuransi kesehatan menyeluruh bagi seluruh warga dan BPJS Tenaga Kerja khusus untuk para tokoh masyarakat seperti niniak mamak, alim ulama, serta tokoh-tokoh pemuda.
Di sektor ekonomi, Yota mengusung program “Satu Rumah, Satu Industri Rumah Tangga” untuk memberdayakan UMKM dan ekonomi kreatif lokal. Yota juga berencana menyediakan bimbingan belajar khusus bagi anak-anak kurang mampu yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi kedinasan.
Ketiga calon sepakat bahwa pembangunan Pariaman perlu disinergikan dengan program nasional dan provinsi. Genius, Mardison, dan Yota sama-sama menyatakan komitmen untuk menyelaraskan program mereka dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 serta visi-misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat.
Hal ini mereka lakukan agar tercipta keselarasan antara pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Pariaman.
Dengan adanya tiga pilihan yang memiliki keunikan masing-masing, masyarakat Pariaman dihadapkan pada pilihan pemimpin yang akan membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan budaya.
Pemilihan umum mendatang akan menjadi penentu bagi masa depan Pariaman, di mana visi dan misi yang disampaikan dalam debat ini akan menjadi acuan bagi para calon dalam mewujudkan komitmen mereka jika terpilih nanti.
Debat ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin yang paling sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka. (*/yki)