Langgam.id - Program bantuan premi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) membawa angin segar bagi petani di Padang Panjang, melindungi mereka dari ancaman gagal panen akibat banjir, kekeringan, hama, dan penyakit tanaman.
Kabid Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan), Fitriadi menyampaikan bahwa AUTP merupakan langkah nyata pemerintah dalam memberikan jaminan finansial bagi petani. “Bantuan premi AUTP ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mendukung ketahanan pangan di Kota Padang Panjang,” ujarnya, dilansir dari Kominfo Padang Panjang, Kamis (31/10/2024).
Program AUTP menyediakan pertanggungan senilai Rp6 juta per hektare per musim tanam dengan premi sebesar Rp180.000 per hektare. Dari jumlah ini, 80% atau Rp144.000 dibiayai oleh APBN Kementan RI, sementara 20% atau Rp36.000 seharusnya dibayar oleh petani. Namun, di Padang Panjang, premi sebesar 20% ini sepenuhnya ditanggung oleh APBD melalui Dispangtan.
Fitriadi menjelaskan, untuk bergabung dalam program ini, petani cukup mendaftar melalui ketua kelompok tani yang terdaftar. Setelah premi dibayarkan, PT Jasindo, sebagai pihak asuransi yang ditunjuk Kementan, akan menerbitkan polis. Jika terjadi gagal panen, petani dapat mengajukan klaim atas kerugian mereka.
“Pada tahun 2024 ini, sebanyak 128 petani dengan luas lahan 41,98 hektare telah terdaftar dalam program AUTP Padang Panjang,” ungkapnya. Beberapa petani bahkan sudah memanfaatkan perlindungan ini, seperti kelompok tani Ambun Pagi II dan Simbaru yang telah mengajukan klaim akibat serangan hama tikus di lahan seluas 0,5 hektare, dengan dana klaim disetujui sebesar Rp3 juta.
Kepala Dispangtan, Ade Nafrita Anas, menambahkan bahwa AUTP ini memberikan perlindungan khusus bagi petani di Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan lahan sawah yang terdaftar di wilayah Padang Panjang. “Program ini menunjukkan kepedulian Pemko terhadap kesejahteraan petani serta komitmen dalam menjaga ketahanan pangan,” jelasnya.
Ade juga menyampaikan harapannya agar program ini terus berlanjut di masa depan. “Dengan adanya jaminan asuransi ini, petani bisa merasa lebih tenang dan fokus dalam meningkatkan produksi pangan,” tutupnya. (*/Yh)