Langgam.id – Dalam debat publik yang digelar pada Minggu malam, tiga kandidat Wali Kota Padang memaparkan visi mereka terkait pengembangan transportasi umum ramah lingkungan. Memanfaatkan teknologi smart city, para kandidat menyoroti isu kemacetan, polusi, serta kenyamanan transportasi umum di Kota Padang yang semakin mendesak untuk diperbaiki.
Pada sesi debat tersebut, Fadly Amran, calon wali kota nomor urut 01, memaparkan rencananya untuk menjadikan Padang sebagai kota pintar (smart city) dengan fokus pada mobilitas cerdas atau "smart mobility." Fadly menjelaskan bahwa kehadiran teknologi berbasis aplikasi akan menjadi kunci utama dalam meningkatkan kenyamanan dan ketepatan waktu transportasi umum. "Kita punya dua jenis transportasi utama, yaitu Trans Padang dan angkutan kota sebagai transportasi sekunder. Ke depan, kami ingin meningkatkan kualitas layanan kedua transportasi ini agar dapat melayani seluruh masyarakat dengan lebih baik,” kata Fadly, Sabtu (26/10/2024).
Dalam paparannya, Fadly menjelaskan pentingnya penerapan aplikasi yang memungkinkan masyarakat mengetahui posisi kendaraan secara real-time. Dengan begitu, masyarakat dapat merencanakan perjalanan dengan lebih efisien. Selain itu, teknologi juga memungkinkan pemantauan emisi kendaraan secara langsung sehingga dapat mengurangi dampak negatif transportasi terhadap lingkungan. “Pemerintah bisa mengawasi emisi yang dibuang oleh kendaraan secara berkala dan instan. Jadi, ini tidak hanya memudahkan masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan kita,” tambah Fadly.
Maigus Nasir, calon wakil wali kota nomor urut 01, menekankan pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan transportasi. Ia menyoroti bahwa salah satu penyebab utama kemacetan dan polusi udara di Padang adalah manajemen transportasi yang kurang optimal. "Banyak kendaraan yang menumpuk karena tidak dikelola secara profesional. Jika sistem digitalisasi diterapkan dengan baik, kita bisa mengatur lalu lintas secara efisien sehingga kendaraan tidak menumpuk di jalan, yang pada akhirnya akan mengurangi polusi,” ujar Maigus.
Menurutnya, digitalisasi ini juga akan menjadikan transportasi umum lebih nyaman, terukur, dan dapat diakses oleh masyarakat secara adil. “Transportasi harus bisa naik kelas. Orang-orang harus merasa nyaman menggunakannya. Ini bukan hanya soal kecanggihan teknologi, tetapi bagaimana teknologi tersebut bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat,” kata Maigus.
M. Iqbal, calon wali kota nomor urut 02, juga memberikan pandangannya yang menyoroti aksesibilitas bagi masyarakat lansia dan kalangan yang belum akrab dengan teknologi digital. Ia mengusulkan program transportasi gratis bagi warga lanjut usia (lansia) sebagai bentuk dukungan terhadap kelompok yang sering mengalami keterbatasan akses. "Padang ini memiliki banyak masyarakat lanjut usia yang belum familiar dengan teknologi digital. Mereka seharusnya bisa menikmati layanan transportasi umum tanpa harus merasa kesulitan," ungkap Iqbal, Minggu (26/10/2024).
Selain itu, Iqbal mengusulkan peremajaan angkutan kota yang dapat berfungsi sebagai "feeder" untuk menghubungkan area pinggiran kota dengan pusat kota. “Kita tidak harus menghilangkan angkot, tetapi bagaimana membuat angkot ini menjadi mitra yang dapat membantu menjangkau wilayah yang belum terjangkau oleh Trans Padang,” paparnya. Menurut Iqbal, keterjangkauan transportasi publik seharusnya merata dan mempertimbangkan kebutuhan seluruh warga.
Hendri Septa, calon wali kota nomor urut 03, mengklaim bahwa selama masa kepemimpinannya ia telah mengembangkan lima koridor Trans Padang yang mempermudah mobilitas masyarakat. Ia menyanggah pernyataan kandidat lainnya yang menyebut belum optimalnya Trans Padang dan menegaskan bahwa pembangunan koridor ini sangat membantu masyarakat. “Kami sudah membangun lima koridor Trans Padang dan hasilnya jelas dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kedepannya, kami berencana menambah koridor ini untuk meningkatkan aksesibilitas,” ujar Hendri.
Lebih lanjut, Hendri berkomitmen untuk memberikan layanan Trans Padang secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Menurutnya, Trans Padang menjadi tulang punggung transportasi massal di Kota Padang dan mampu mengurangi kemacetan di sejumlah titik strategis. “Kami akan melanjutkan program ini karena Trans Padang merupakan jawaban atas kebutuhan transportasi massal yang terjangkau dan ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat Padang,” tuturnya.
Masing-masing calon wali kota menawarkan pendekatan berbeda untuk mengatasi masalah transportasi di Kota Padang. Program smart mobility yang diusung oleh Fadly Amran menekankan pada modernisasi layanan melalui teknologi digital yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga ramah lingkungan. Di sisi lain, Iqbal dan Maigus Nasir menekankan pentingnya pengelolaan profesional dan digitalisasi untuk menghadirkan sistem transportasi yang lebih teratur serta mengurangi polusi udara. (*/Yh)