Tantangan Partisipasi Politik di Era Digital

Oleh: Farhan Nashrullah

Partisipasi politik merupakan bentuk kegiatan atau aktivitas warga negara yang bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan politik pada suatu daerah. Partisipasi politik sangat penting, apalagi di negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi.

Jika partisipasi politik tinggi maka menandakan demokrasi di Indonesia berjalan baik. Seiring berkembangnya zaman, bentuk partisipasi politik pun terus berkembang. 

Pada era digital saat sekarang, telah membawa banyak perubahan dalam cara orang berpartisipasi dalam politik. Berbagai bentuk partisipasi politik dapat dilakukan oleh orang-orang di era ini, seperti menyuarakan pendapat mengenai fenomena politik pada media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya.

Selanjutnya mengikuti forum diskusi online para peminat politik serta berbagai macam bentuk partisipasi lainnya. Meskipun teknologi informasi memberikan peluang baru untuk keterlibatan, ada sejumlah tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan ini.

Tantangan tersebut menjadi hambatan dalam majunya suatu partisipasi politik terutama di Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi dalam partisipasi politik di era digital yakninya Disinformasi.

Salah satu tantangan terbesar adalah penyebaran informasi yang salah (hoaks). Media sosial adalah akses yang digunakan untuk menyebarkan berita palsu, yang dimana dapat mempengaruhi opini publik dan keputusan politiknya. Hal ini membuat pemilih sulit untuk memilih nantinya karena berita yang diberikan belum tentu kebenarannya. 

Selanjutnya kesenjangan teknologi. Tidak seluruh bagian dari Indonesia memiliki akses yang sama terhadap penggunaan teknologi. Kesenjangan teknologi ini dapat mengakibatkan ketidaksamaan dalam partisipasi politik. Masyarakat pedesaan mungkin tidak memiliki akses yang memadai untuk terlibat dalam diskusi politik secara online.

Lalu keterbatasan akan teknologi itu sendiri. Meskipun teknologi memberikan banyak kemudahan bagi pemakainya, tetapi tidak semua platform digital ramah pengguna. Karena ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi itu sendiri dan dapat menyulitkan sebagian orang untuk terlibat secara efektif dalam kegiatan politik online.

Tidak hanyak itu, polarisasi sosial juga menjadi suatu hambatan dalam partisipasi politik di era digital saat sekarang ini. Media sosial sering kali menciptakan "gelembung informasi," di mana individu hanya terpapar pada pandangan yang sejalan dengan keyakinan mereka.

Hal ini dapat memberikan peningkatan polarisasi dan mengurangi dialog yang konstruktif antar kelompok yang berbeda.

Tantangan lainnya perubahan dalam bentuk mobilisasi. Partisipasi politik di era digital seringkali terfokus pada kampanye online dan petisi digital. Meskipun hal ini dapat meningkatkan partisipasi, terdapat risiko bahwa keterlibatan ini tidak serta merta diikuti dengan tindakan yang lebih substantif, seperti memberikan suara atau menghadiri acara politik.

Yang terakhir regulasi dan kebebasan berbicara. Memerangi isu-isu seperti ujaran kebencian dan menjaga keseimbangan peraturan yang diperlukan untuk melindungi kebebasan berekspresi merupakan tantangan yang kompleks. Kebijakan yang terlalu ketat dapat membatasi partisipasi, dan kebijakan yang terlalu longgar dapat menyebarkan informasi yang merugikan.

Partisipasi politik di era digital sangat memberikan banyak peluang, tetapi juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya kolaboratif antara pemerintah, platform digital, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi yang inklusif, informatif, dan aman.

Dengan pendekatan yang tepat, era digital dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkuat demokrasi dan keterlibatan masyarakat.

*Penulis: Farhan Nashrullah, Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Baca Juga

Operasi Tangkap Tangan (OTT) telah menjadi instrumen yang sangat efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Meski demikian,
OTT Itu Penting: Sebuah Bantahan untuk Capim KPK Johanis Tanak
Pada tahun 2024 ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di 10.846 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah pemilih
Menolak Politik Uang: Menjaga Integritas Demokrasi di Sumatra Barat
Konsep multiverse atau "alam semesta jamak" telah lama menarik perhatian ilmuwan dan filsuf sebagai cara untuk memahami potensi keberadaan
Multiverse: Dimensi Paralel dalam Sains dan Budaya Populer
Pasaman Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya. Wilayah ini dihuni oleh
Romantisme Asimilasi di Pasaman Barat
Indak karambia amak ang ko do..!" Ungkapan dalam bahasa Minang itu pernah terlontar dari Bapak Republik ini kepada kolonial Belanda yang saat
Amarah Tan Malaka: Umpatan dalam Bahasa Minang kepada Kolonial Belanda
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad berkembang di tengah masyarakat Arab Jahiliah yang akidah dan moralnya sangat rusak, sehingga
Kejayaan Ilmu Pengetahuan Islam: Inspirasi dari Masa Lalu untuk Kebangkitan Masa Kini