Catherine Jinks: Penguasa Dunia Fantasi

Catherine Jinks: Penguasa Dunia Fantasi

Berliana Putri Pribadi. (Foto: Dok. Pribadi)

Catherine Jinks adalah  penulis asal Australia yang dikenal luas berkat karya-karya genre fantasi yang mencakup fiksi anak-anak, dewasa muda, dam dewasa. Jinks lahir di Brisbane, Australia pada tahun 1963 dan memulai karirnya sekitar tahun 1990-an. Jinks menerbitkan karya pertamanya yang berjudul “The Curse of the Blue Fiend” pada tahun 1998. Ini merupakan awal dari kesuksesan Jinks sebagai seorang  penulis, yang kemudian memunculkan karya-karya lainnya yang luar biasa seperti “ The Shadow Hunter” dan “ The Thieves’ World”.

Jinks sendiri sudah banyak memenangkan penghargaan atas karya-karya yang ia tulis.  Beberapa darinya ialah penghargaan Aurealis Award untuk “The Curse of the Blue Fiend” dengan kategori pengharagaan “The Best Fantasy Novel“ kemudian memenangkan penghargaan “Aurealis Award”, “Children’s Book Council of Australia Book of The Year”, dan “ Victorian Preimer’s Literary Awards” dari tahun 2004 sampai dengan 2007 untuk buku ”The Shadow Hunter” series.

Tak heran jika dia menjadi seorang penulis hebat dengan banyak penghargaan yang diraihnya. Ini karena bakat menulis yang Jinks miliki sudah tertanam saat ia masih berusia 8 tahun. Jinks juga sangat menyukai tentang buku yang berbau sejarah. Ini sebabnya beberapa buku yang ia tulis mengambil tema sejarah. Contohnya saja buku “ Pagan’s Ceusade” buku ini mengambil latar cerita pada kehidupan abad pertengahan di Kota Yerussalem. Dan banyak dari penggemar Catherine Jinks mengatakan bahwa Jinks adalah master dari cerita “medieval”.

Lampiran Gambar

Julukan tersebut tidak semata-mata muncul begitu saja. Itu karena Jinks telah mendalami dan mempelajari medieval di University of Sydney dan Jinks juga mempunyai kecintaan terhadap buku. Dan itu yang membuat tulisannya menjadi sangat ciamik dan mendapatkan julukan dari penggemarnya.

Dan lagi dalam novel yang ia tulis Jinks juga memadukan genre fantasi, sience fiction, dan element misteri. Jinks juga banyak memasukkan tema seperti petemanan, pencarian jati diri, dan hal semacam pengenalan sifat baik dan sifat buruk dalam novel-novelnya. Jinks memilih tema-tema ini untuk novelnya karena target pasar yang ia tuju adalah kebanyakan remaja.

 Kemudian kita dapat melihat bagaimana cara Catherine Jinks menulis sehingga karya-karyanya begitu populer. Jinks sendiri menggunakan bahasa yang cenderung sederhana dan mudah dipahami, mengingat sasaran utama pembacanya adalah remaja. Dia juga menciptakan dunia fantasi yang dapat dirasakan pembacanya.

“Saya pernah membaca beberapa buku karya Ctherine Jinks. Saya suka cerita yang ia tampilkan dengan gaya bahasa yang sederhana yang ditampilkannya. Dalam bukunya ia menampilkan plot yang susah ditebak dan dia juga pandai membuat ketegangan dalam buku tersebut membuncah keluar, seakan itu terjadi di dunia nyata” ujar Dila (nama samaran) seorang mahasiswa (19).

Dan satu hal lagi, Jinks juga terkadang menulis bukunya berdasarkan apa yang pernah ia baca. Artinya ada hal yang mengispirasinya, dan tidak hanya berdasarkan idenya saja. Seperti buku “A Very Unsual Persuit: City of Orphans” dia menulis buku tersebut karena dia terispirasi dari sebuah buku.

Dikutip dari  “My Book Corner” hasil dari wawancaranya dengan Jinks, saat ia ditanya mengenai  apa yang mengispirasi dia untuk menulis buku “ A Very Unusual Persuit: City of Orphans” Jinks menyatakan bahwa ia menulis buku tersebut karena Jinks terispirasi dengan buku “Charles Dicknes” dan “Sherlock Holmes”.

Namun, dengan ambisinya yang tinggi terhadap sastra, Jinks tidak hanya terfokus pada novel untuk pembaca remaja. Ia juga merebak kepada karya novel untuk pembaca dewasa yang bertajuk “ The Shadowlands” yang tetap dalam genre fantasi. Ini menjadi titik balik bagi karirnya, menetapakan dirinya sebagai penulis penguasa dunia fantasi.

Catherine Jinks sang penguasa dunia fantasi telah menunjukan hal luar biasa dari karya-karyanya bukan sekadar sebuah hiburan semata, namun di dalam karya-karyanya menyajikan eksplorasi yang dalam tentang sifat manusia dari dahulu,  membangun sebuah imajinasi yang ada pada para pembaca, dan juga dapat memikat ketertarikan pembaca akan dunia fantasi yang ia buat. Karya-karyanya pun sudah menjadi inspirasi untuk para pembaca dan atau para penulis muda.

*Penulis: Berliana Putri Pribadi (Mahasiswi Sastra Inggris FIB Universitas Andalas)

Baca Juga

Orientalisme telah lama menjadi topik diskusi dalam kajian keislaman, terutama ketika dikaitkan dengan motif-motif politik dan misionaris
Kritik Orientalisme: Membongkar Bias Barat terhadap Dunia Islam
Operasi Tangkap Tangan (OTT) telah menjadi instrumen yang sangat efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Meski demikian,
OTT Itu Penting: Sebuah Bantahan untuk Capim KPK Johanis Tanak
Pada tahun 2024 ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di 10.846 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah pemilih
Menolak Politik Uang: Menjaga Integritas Demokrasi di Sumatra Barat
Konsep multiverse atau "alam semesta jamak" telah lama menarik perhatian ilmuwan dan filsuf sebagai cara untuk memahami potensi keberadaan
Multiverse: Dimensi Paralel dalam Sains dan Budaya Populer
Pasaman Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya. Wilayah ini dihuni oleh
Romantisme Asimilasi di Pasaman Barat
Indak karambia amak ang ko do..!" Ungkapan dalam bahasa Minang itu pernah terlontar dari Bapak Republik ini kepada kolonial Belanda yang saat
Amarah Tan Malaka: Umpatan dalam Bahasa Minang kepada Kolonial Belanda