Penulis: Ns. Arif Rohman Mansur, S.Kep., M.Kep*
Wasir, kondisi yang ditandai dengan pembengkakan vena di kanal anal, seringkali dipicu oleh kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak kita sadari. Dari gaya hidup sedentari hingga diet rendah serat, banyak faktor yang meningkatkan risiko terjadinya wasir. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang faktor-faktor risiko tersebut dan menyajikan panduan untuk pencegahan yang efektif.
Mengejan Saat Buang Air Besar
Menahan atau mengejan terlalu kuat saat buang air besar adalah penyebab utama terbentuknya wasir. Hal ini meningkatkan tekanan intra-abdominal dan melemahkan jaringan yang mendukung plexus hemoroid, memicu pembentukan dan kekambuhan wasir. Tekanan yang berlebihan ini juga sering terjadi pada orang dengan kondisi konstipasi fungsional dan defekasi dyssynergic, di mana kontraksi paradoks dan relaksasi yang tidak adekuat selama defekasi meningkatkan tekanan anal, yang mendukung pembentukan wasir.
Sembelit Kronis
Konstipasi kronis memaksa individu untuk mengejan lebih keras saat buang air besar, yang secara langsung meningkatkan risiko wasir. Faktor-faktor seperti diet rendah serat, hidrasi yang buruk, dan kebiasaan duduk yang lama dapat menyebabkan konstipasi yang berkepanjangan. Tekanan yang dihasilkan dari konstipasi kronis ini bisa menyebabkan pembengkakan vena-vena di sekitar kanal anal, memperparah keadaan wasir yang sudah ada atau bahkan memicu pembentukan yang baru.
Obesitas dan Kehamilan
Obesitas meningkatkan tekanan pada pembuluh darah pelvis dan rektal, yang dapat memicu pembentukan wasir. Selama kehamilan, risiko wasir juga meningkat karena adanya tekanan tambahan dari rahim yang membesar dan perubahan hormonal yang mempengaruhi pembuluh darah. Faktor-faktor ini tidak hanya menyebabkan tekanan tetapi juga menambah risiko konstipasi, yang dapat memperburuk wasir selama dan setelah kehamilan.
Gaya Hidup Menetap
Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik menyebabkan tekanan berlebih pada vena pelvis dan anal, memicu atau memperburuk wasir. Pekerja kantoran dan individu yang banyak menghabiskan waktu dengan duduk cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami wasir, dikarenakan tekanan yang terus-menerus pada pembuluh darah di area tersebut. Kebiasaan ini juga berkaitan dengan retensi feses dan konstipasi, yang semakin memperparah risiko terbentuknya wasir.
Diet Rendah Serat
Diet yang rendah serat berkontribusi langsung terhadap terbentuknya wasir dengan menyebabkan konstipasi dan memaksa seseorang untuk mengejan lebih keras saat buang air besar. Serat memainkan peran penting dalam melunakkan tinja dan memudahkan pergerakannya melalui usus, mengurangi risiko wasir yang terbentuk dari tekanan berlebih. Kurangnya konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat menyebabkan tinja yang keras dan konstipasi yang lebih sering, meningkatkan risiko wasir.
Penuaan
Seiring bertambahnya usia, risiko wasir juga meningkat. Faktor-faktor yang berkontribusi termasuk penurunan mobilitas, perubahan dalam diet, dan kecenderungan untuk mengalami masalah pencernaan seperti konstipasi. Usia juga berpengaruh terhadap kekuatan dan elastisitas jaringan di sekitar kanal anal, membuat area tersebut lebih rentan terhadap wasir.
Angkat berat dan aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang melibatkan angkat berat dapat meningkatkan tekanan intra-abdominal, mirip dengan mengejan saat buang air besar, dan ini dapat memicu atau memperburuk wasir. Orang yang bekerja dalam industri yang mengharuskan angkat berat atau melakukan kegiatan fisik yang berat lainnya memiliki risiko lebih tinggi terkena wasir.
Faktor Keturunan
Genetika memainkan peran dalam risiko wasir, dengan beberapa orang memiliki kecenderungan genetik lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. Faktor herediter ini bisa mempengaruhi kekuatan jaringan yang mendukung pembuluh darah di area rektal dan anal, memperbesar kemungkinan terjadinya wasir.
Mengenali dan mengelola faktor-faktor risiko ini dapat secara signifikan mengurangi risiko wasir. Perubahan gaya hidup yang meliputi peningkatan aktivitas fisik, pengaturan pola makan yang lebih sehat, serta pengelolaan kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi tekanan abdominal adalah langkah penting dalam pencegahan wasir.
*Dosen Prodi S-1 Keperawatan, Universitas Andalas