InfoLanggam - Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) memastikan jemaah haji Indonesia yang sakit atau meninggal di Tanah Suci mendapat penanganan sesuai prosedur. Hal ini menyusul viralnya video sejumlah jenazah jemaah haji telantar di jalanan Makkah.
"Selama ini dari laporan tenaga kesehatan yang ada di lapangan, jemaah yang sakit yang kemudian ditemui atau pun pingsan selalu dilakukan treatment, dilakukan tindakan, kemudian dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang terdekat," kata Kabid Kesehatan Haji Kemenkes Dokter Indro Murwoko saat ditemui di KKHI, Makkah, Kamis (20/6/2024).
Sejauh ini, kata Indro, pihaknya tidak mendapatkan laporan jenazah jemaah haji Indonesia yang telantar.
"Kalau diberitakan hanya ditutupi kain ihram gitu ya, itu kita tidak mendapatkan laporan-laporan itu," katanya.
Indro menegaskan semua jemaah haji Indonesia baik sakit atau wafat yang ditemui oleh petugas kesehatan dipastikan ditangani sesuai prosedur.
"Semua yang ditemui oleh tenaga kesehatan Insya Allah dilakukan tindakan medis dan kalau membutuhkan tindakan yang lebih lagi maka dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat baik di Pos Kesehatan Arafah Mina maupun di Rumah Sakit Arab Saudi yang ada di sekitar situ," ucapnya.
40 Jemaah Wafat di Arafah dan Mina
Indro mengatakan data jemaah wafat yang dicatat KKHI hingga Rabu (19/6) pukul 16.00 WAS yakni 11 di Arafah dan 29 di Mina, sehingga totalnya 40. Dari data itu jemaah yang wafat ada yang di tenda, di Poskes, di Arafah dan Mina, di Jamarot dan Rumah Sakit Arab Saudi.
"Sebagian besar tentu saja ada yang jantung, ada yang karena penyakit stroke kemudian, kemudian ada yang karena dehidrasi, jadi bermacam-macam. Tapi memang itu relevan dengan penyakit-penyakit yang diderita sebelumnya sejak di tanah air," jelasnya.
Jemaah haji yang wafat akan dibuatkan certificate of death (COD) dari tim kesehatan. Setelah semua dokumen siap, jenazah akan diserahkan ke pihak Arab Saudi untuk dilakukan pemulasaraan dan pemakaman. Semua jemaah yang wafat di Arab Saudi akan dimakamkan di sini.
"Jadi kalau kesehatan kewenangannya hanya di membuat sertifikat kematian, serta keterangan kematian," katanya.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengatakan video yang beredar itu tidak terjadi pada jenazah jemaah haji Indonesia. "Gambar itu yang beredar tidak mencerminkan yang terjadi pada jemaah kita," katanya.
Menurutnya, petugas haji selalu siap membantu dan mengevakuasi jemaah yang membutuhkan bantuan.
"Video yang tersebar itu bukan terkait dengan jemaah kita. Ada dugaan jemaah dibiarkan. Yang ada petugas haji kita full team. Ada beberapa spot di sana dan langsung ditangani," kata Hilman. (*)