Langgam.id - Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah mencanangkan sejumlah program strategis yang melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand). Salah satu program unggulan yang menjadi fokus utama adalah Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan Mandeh, sebuah destinasi wisata bahari yang memukau di pesisir Sumatra Barat.
Mandeh, dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, telah lama menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, di balik pesona wisatanya, mayoritas penduduk Mandeh masih menggantungkan hidup pada profesi nelayan tradisional. Produk unggulan daerah ini adalah ikan teri nilon super, yang sayangnya selama ini hanya diolah secara sederhana—ditangkap, direbus, dikeringkan, lalu dijual sebagai bahan baku ke pemasok di Padang. Proses produksi yang terbatas ini mengakibatkan nilai ekonomi yang diterima masyarakat setempat sangat minim, hanya sebatas harga bahan mentah.
Maka dari itu,sebagai bentuk solutif dalam mengatasi permasalahan yang terjadi,mahasiswa KKN UNAND menciptakan suatu inovasi produk turunan melalui bahan baku olahan utama ikan teri dalam rangka program Pengembangan UMKM.
Dengan bekal pengetahuan dan semangat inovasi, mahasiswa KKN Unand bertekad memaksimalkan potensi yang dimiliki baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di Nagari Mandeh.
Mahasiswa KKN Unand mengambil inisiatif untuk mengembangkan tiga produk turunan teri yang inovatif:
- Teri Crispy: Dibuat dari ikan teri nilon dan tepung terigu tanpa MSG, produk ini menawarkan camilan sehat yang kaya akan protein, omega 3, dan kalsium. Teksturnya yang renyah dan rasanya yang gurih menjadikannya alternatif snack yang menarik.
- Mabar (Mandeh Snackbar): Snackbar teri ini merupakan perpaduan unik antara ikan teri nilon, aneka kacang-kacangan, dan tepung. Selain tinggi protein, omega 3, dan kalsium, Mabar juga menawarkan rasa yang kompleks dan tekstur yang menarik.
- Kerupuk Gabus Teri Mandeh: Mengkombinasikan cita rasa pedas khas balado dengan gurihnya teri, kerupuk ini dibuat dengan tambahan tepung, cabai bubuk, dan rempah-rempah pilihan. Produk ini tidak hanya lezat tetapi juga menjadi representasi kuliner khas Sumatera Barat ditambah dengan berbagai manfaat bagi kesehatan yang ditawarkan bagi konsumen.
Untuk memastikan keberlanjutan program, mahasiswa KKN Unand menargetkan kelompok ibu-ibu PKK Mandeh sebagai mitra utama dalam pengembangan produk. Pemilihan ini didasarkan pada ketertarikan dan keterampilan ibu-ibu dalam bidang kuliner. Sosialisasi yang telah dilaksanakan pada hari rabu tanggal 22 juli 2024 kemarin, mendapatkan respon yang positif dan antusias yang luar biasa dari ibu-ibu untuk melakukan pengembangan UMKM dalam rangka menciptakan produk turunan dari olahan teri.
Selain fokus pada produksi, tim KKN Unand juga merancang strategi pemasaran yang efektif. Salah satu langkah signifikan adalah melakukan promosi di homestay maupun villa yang ada di sekitaran Kawasan Nagari Mandeh,salah satunya adalah Pandan View, sebuah villa ternama di kawasan Mandeh. Pada Selasa (30/7), tim melakukan diskusi mendalam dengan Vindo, General Manager Pandan View. Presentasi singkat mengenai ketiga produk mendapat respon positif.
"Ketiga produk ini sangat unik dan menarik. Sebelum ada anak KKN Unand, produk semacam ini belum pernah ada. Kami cukup tertarik dan akan membawa diskusi ini ke rapat internal Pandan View," kata Vindo, dikutip Sabtu (3/8/2024).
Meskipun mendapat sambutan positif, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi menurut pihak Pandan View, misalnya, memastikan bahwa produksi dilakukan oleh kelompok masyarakat lokal untuk menghindari potensi kecemburuan sosial. Selain itu, konsistensi kualitas produk, skalabilitas produksi, dan strategi branding jangka panjang masih perlu dikembangkan lebih lanjut.
Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi ikan teri sebagai komoditas utama Mandeh, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru, khususnya bagi kaum perempuan. Lebih jauh, diversifikasi produk ini berpotensi memperkuat identitas kuliner Mandeh, yang pada gilirannya dapat mendukung sektor pariwisata lokal.
Dengan kolaborasi yang erat antara mahasiswa KKN Unand, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan di sektor pariwisata, program ini menjadi model yang menjanjikan untuk pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal. Keberhasilan inisiatif ini tidak hanya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Mandeh, tetapi juga dapat menjadi blueprint untuk pengembangan ekonomi kreatif di daerah pesisir lainnya di Indonesia. (Naomi Octavin Sianipar, Fadhil Ahmad Fajri/Fs)