Tantangan dan Peluang Guru di Era Digital

Tantangan dan Peluang Guru di Era Digital

Foto: Pixabay

Era digital zaman sekarang memungkinkan segala informasi diakses melalui internet, sehingga kemampuan siswa dalam memilah dan memilih informasi yang mereka akses menjadi sangat penting. Siswa, sebagai calon pemimpin masa depan, dihadapkan pada dilema besar bagi guru terutama sejak tahun 2020 saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia dan banyak negara lainnya. Pandemi ini menyebabkan dihentikannya pembelajaran tatap muka di sekolah karena virus corona dapat menyebar dengan cepat.

Untuk menekan penyebaran virus corona, sekolah-sekolah ditutup sepenuhnya dan pembelajaran dihentikan sementara. Setelah penutupan yang berlangsung cukup lama, pemerintah akhirnya memberikan izin untuk kembali melakukan pembelajaran tatap muka dengan syarat dan ketentuan tertentu yang harus dipenuhi oleh sekolah dan seluruh warga sekolah.

Sekolah harus memenuhi beberapa ketentuan untuk melanjutkan pembelajaran tatap muka. Ketentuan untuk sekolah meliputi pembentukan ruangan kelas dengan batas-batas yang jelas, penyediaan hand sanitizer, masker untuk seluruh warga sekolah, serta obat dan perlengkapan P3K. Adapun ketentuan yang harus dipatuhi oleh siswa dan seluruh warga sekolah adalah larangan bersalaman dengan orang lain dan kewajiban untuk selalu memakai masker.

Tujuan dari ketentuan ini adalah untuk menekan angka penularan virus corona. Meski begitu, banyak siswa yang merasa enggan untuk hadir ke sekolah, beranggapan bahwa datang ke sekolah hanya membuang-buang waktu. Padahal, mereka tidak menyadari bahwa pendidikan sangat penting sebagai bekal masa depan.

Guru menghadapi dilema besar dalam mencari cara efektif untuk menyampaikan materi kepada siswa. Pembelajaran dengan sistem dua shift ini menurunkan motivasi dan semangat belajar siswa karena mereka merasa metode ini monoton dan kurang menarik. Guru juga terbatas ruang geraknya karena tidak bisa melakukan pembelajaran di luar kelas.

Karena metode ini dianggap kurang efektif, pemerintah kemudian menggantinya dengan pembelajaran daring melalui perangkat Android agar guru dan siswa tetap dapat berinteraksi, meskipun tidak bertemu secara langsung.

Pembelajaran online ini cukup menarik karena belum pernah diterapkan sebelumnya. Sekolah mewajibkan guru dan siswa memiliki perangkat Android untuk melakukan pembelajaran secara daring. Metode ini melibatkan zoom meeting, video pembelajaran, link materi pelajaran, dan berbagai kegiatan pembelajaran lainnya yang menarik. Guru menggunakan media online untuk meminta siswa mengirimkan tugas sebagai bagian dari proses pembelajaran, agar siswa tetap belajar secara efektif meskipun hanya dari rumah.

Namun, dilema muncul karena tidak semua siswa mengerjakan tugas online dan mengikuti zoom meeting yang diadakan oleh guru. Sebagian siswa merasa bahwa pembelajaran online hanyalah bermain dengan Android. Guru menghadapi kesulitan dengan siswa yang tidak mau belajar dan menyalahgunakan perangkat Android yang diberikan oleh orang tua mereka. Guru khawatir karena tugas utama mereka adalah mendidik, bukan sekadar mengajar.

Membentuk karakter siswa bukanlah hal yang mudah bagi guru karena membutuhkan kesabaran tinggi dalam menghadapi berbagai karakter anak dan latar belakang keluarga yang beragam. Sebelum pandemi, guru sudah menghadapi kesulitan dalam membentuk karakter siswa karena berbagai faktor, seperti perbedaan pandangan antara orang tua dan guru dalam mendidik anak, serta cara mendidik anak di rumah yang terkadang bertolak belakang dengan cara di sekolah. Selama masa pandemi, tantangan ini semakin besar karena guru dan siswa hanya dapat berinteraksi melalui media online, yang mana tidak dapat menggantikan peran guru dalam mendidik secara langsung.

Di era digital ini, siswa lebih tertarik menggunakan Android untuk bermain game online dan berjudi online daripada mengerjakan tugas sekolah. Game online memiliki pengaruh besar pada siswa, menyebabkan rendahnya minat belajar mereka. Guru menghadapi dilema besar dalam menangani siswa seperti ini, terutama karena orang tua di rumah seringkali tidak sejalan dengan guru. Orang tua tidak membatasi waktu bermain game anak-anak mereka, sehingga guru kewalahan menghadapi siswa yang kecanduan game online. Siswa tersebut hanya memikirkan game saja.

Semangat guru lebih tinggi dibandingkan dengan siswa. Sejak era digital, banyak siswa yang kurang semangat dalam belajar karena mereka bermain game semalaman dan kemudian tidur di sekolah, enggan untuk belajar. Jika generasi muda saat ini terus seperti ini, masa depan bangsa Indonesia bisa terancam. Guru berusaha semaksimal mungkin dengan bekerja sama dengan orang tua untuk membangkitkan kembali minat belajar siswa. Selain itu, guru juga berusaha untuk melakukan pembelajaran secara kreatif agar siswa tertarik untuk belajar.

"Dilema Guru Zaman Now Menghadapi Tantangan dan Peluang di Era Digital" membahas bagaimana guru menghadapi berbagai tantangan dan peluang di era digital. Di satu sisi, teknologi memberikan akses luas terhadap informasi dan alat pembelajaran baru. Namun, di sisi lain, guru harus beradaptasi dengan cepat untuk mengimbangi siswa yang semakin mahir dalam teknologi. Guru juga harus mengatasi masalah seperti rendahnya minat belajar siswa akibat kecanduan game online dan penggunaan media digital yang tidak tepat. Kerja sama dengan orang tua dan penerapan metode pengajaran yang kreatif menjadi kunci dalam mengatasi dilema ini dan memanfaatkan peluang yang ada.

Penulis: Silvi Fitria Ningsih, Silvi Oktariani, dan Junita Hasanah

Mahasiswa STAI Solok Nan Indah - Prodi Pendidikan Agama Islam

Tag:

Baca Juga

Program 'Smart Surau' Jadi Andalan Fadly Amran Tingkatkan Pendidikan Religius di Kota Padang
Program 'Smart Surau' Jadi Andalan Fadly Amran Tingkatkan Pendidikan Religius di Kota Padang
Pemko Padang Lakukan Percepatan Sertifikasi Halal
Pemko Padang Lakukan Percepatan Sertifikasi Halal
Debat Pertama Pilgub Sumbar: Pakar Nilai Emosi Mendominasi, Data dan Kebijakan Terabaikan
Debat Pertama Pilgub Sumbar: Pakar Nilai Emosi Mendominasi, Data dan Kebijakan Terabaikan
Mahyeldi Sebut Kabupaten Solok Peringkat 17 di Sumbar, Epyardi Klaim Terbaik dalam Pelayanan Publik, Bagaimana Faktanya?
Mahyeldi Sebut Kabupaten Solok Peringkat 17 di Sumbar, Epyardi Klaim Terbaik dalam Pelayanan Publik, Bagaimana Faktanya?
Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan menghadiri Rapat Paripurna DPRD dengan agenda memberikan jawaban atas Pandangan Umum
Sutan Riska Sampaikan Jawaban Atas Pandangan Umum Fraksi DPRD Soal Ranperda APBD 2025
Sutan Riska Hadiri Paripurna DPRD Penyampaian Pandangan Umum Fraksi tentang Ranperda APBD 2025
Sutan Riska Hadiri Paripurna DPRD Penyampaian Pandangan Umum Fraksi tentang Ranperda APBD 2025