Langgam.id – Mengusung tema “Anak Nagari Merawat Warisan Dunia”, Galanggang Arang 2024 digelar di dua nagari, yaitu Nagari Tanjung Barulak dan Nagari Sumpur, Kabupaten Tanah Datar. Acara yang berlangsung dari 27 hingga 31 Juli 2024 ini merupakan rangkaian kegiatan keenam setelah dimulai di Kota Padang pada 4 Mei lalu, dan berlanjut ke Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kabupaten Padang Pariaman, dan Sijunjung. Selanjutnya, Galanggang Arang 2024 akan melanjutkan perjalanannya ke Kota Padangpanjang dan Kabupaten Solok.
Galanggang Arang merupakan program dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI. Program ini bertujuan memperkuat ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2019.
Direktur PPK, Irini Dewi Wanti, menjelaskan bahwa program ini merupakan pelaksanaan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melestarikan WTBOS dan mengharapkan komitmen dari berbagai pemangku kepentingan untuk merawat dan melindungi warisan budaya ini.
Menurut Edy Utama, kurator dan penanggungjawab Galanggang Arang Tanah Datar, sejumlah kegiatan kolaboratif dan partisipatif telah disiapkan. Kegiatan dimulai pada 27 Juli 2024 dengan gotong royong di kawasan Stasiun Sumpur, Nagari Tanjung Barulak, serta musyawarah Kerapatan Adat Nagari (KAN) di Balai Adat Nagari Tanjung Barulak.
"Musyawarah ini bertujuan untuk mencari kata sepakat dalam merawat dan melestarikan warisan budaya, termasuk WTBOS," ujar Edy.
Pada 29 Juli, acara akan dilanjutkan dengan seminar nasional tentang pejuang kemerdekaan Indonesia, Chatib Sulaiman, yang berasal dari Nagari Sumpur. Kegiatan ini didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar dan dilaksanakan di rumah gadang Chatib Sulaiman.
Selain itu, akan ada Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) yang melibatkan penggerak desa pemajuan kebudayaan. Diskusi ini akan berlangsung selama tiga hari (29-31 Juli) untuk menyusun program dan strategi pemajuan kebudayaan desa yang berada di jalur WTBOS.
Pada 29 Juli juga akan ada prosesi makan bajamba di rumah Gadang Nagari Sumpur, didukung oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA).
Edy Utama juga menyampaikan bahwa pada 30 Juli 2024 akan diadakan diskusi dengan tema “Merawat Warisan; Memperkuat Ketahanan Budaya” di Aula Kantor Walinagari Tanjung Barulak. Diskusi ini menghadirkan narasumber seperti budayawan Garin Nugroho, serta peneliti Prof. Dr. Silfia Hanani dan Dr. Sheiful Yazan, dengan moderator Yose Hendra.
Diskusi berikutnya pada 31 Juli di Rumah Gadang Siti Fatimah, Nagari Sumpur, akan membahas “Strategi Budaya Menghidupkan Warisan Dunia (WTBOS) Menjadi Ruang Publik Baru”, dengan narasumber Garin Nugroho dan Edy Utama, serta moderator Pandu Birowo.
Aktivasi Cagar Budaya
Salah satu kegiatan strategis Galanggang Arang 2024 adalah upaya mengaktivasi bekas Stasiun Sumpur menjadi ruang publik baru. Bekas stasiun kereta api ini akan disulap menjadi Galeri untuk pameran foto lama dari Ombilin ke Lembah Anai.
Selain pameran, juga akan ada Diskusi Cagar Budaya Tangguh Bencana pada 30 Juli 2024 di Aula Kantor Walinagari Nagari Tanjung Barulak. "Pemanfaatan cagar budaya WTBOS menjadi ruang publik baru akan menjadi tema sentral Galanggang Arang 2025 mendatang," kata Edy.
Panggung Budaya Rakyat dan Kuliner
Panggung Budaya Rakyat Galanggang Arang 2024 akan digelar di kawasan Stasiun Sumpur, Nagari Tanjung Barulak, mulai 30 Juli 2024 malam. Berbagai aktivitas seni budaya anak nagari Minangkabau akan ditampilkan oleh komunitas berbasis sekolah dari tingkat dasar hingga menengah.
Panggung budaya ini berlangsung hingga 31 Juli dan selama pelaksanaannya juga akan diadakan bazar kuliner tradisional. (*/Yh)