Langgam.id - Sebuah inovasi menarik muncul dari Tim PKM PM OSABE Universitas Negeri Padang yang berbasis di Desa Matobe Kepulauan Mentawai. Mereka telah berhasil menciptakan briket dari batang sagu yang tidak hanya menjadi solusi dalam hal energi alternatif tetapi juga memberdayakan ekonomi kelompok PKK setempat.
Program Kreativitas Masyarakat ini diketuai oleh Aji Sulaksana (Geografi 2022) dan beranggotakan Valefy Siregar (Geografi 2022), Anissa Tifana (Geografi 2022), Amartasya Vista (Ekonomi Pembangunan 2021), Dwieke Harryani (Ilmu Kesejahteraan Keluarga 2021), dengan dosen pendamping Lailatur Rahmi, S.Pd., M.Pd. Dosen Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang (FIS UNP).
Briket batang sagu ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif antara anggota Tim PKM PM OSABE dengan masyarakat setempat, khususnya kelompok PKK yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Proses pembuatan briket ini dimulai dari pengumpulan batang sagu yang selama ini sering dianggap sebagai limbah, lalu diolah menjadi bahan bakar alternatif yang efisien dan ramah lingkungan.
"Dulu kami sering kali membuang batang sagu ini ke sungai atau dibakar secara sembarangan," ungkap Tina, salah satu anggota PKK yang turut serta dalam program ini, dikutip Sabtu (20/7/2024).
"Sekarang, kami bisa mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga kami dan juga lingkungan sekitar," tambahnya dengan senyum.
Selain memberikan solusi energi alternatif yang terjangkau bagi masyarakat, inovasi briket batang sagu juga telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Kelompok PKK kini dapat menjual briket ini kepada masyarakat sekitar sebagai bahan bakar pengganti kayu bakar, yang selama ini menjadi pilihan utama namun memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
"Kami sangat bersyukur atas dukungan dari Tim PKM PM OSABE yang telah membantu kami mengembangkan ide ini," ujar Ketua PKK setempat, Juwarti.
"Kini kami tidak hanya memiliki sumber energi yang lebih ramah lingkungan tetapi juga penghasilan tambahan yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Tim PKM PM OSABE sendiri berharap bahwa inovasi ini tidak hanya berhenti di desa mereka, tetapi dapat diadopsi juga di banyak daerah lain di Indonesia. Mereka berencana untuk mengembangkan pelatihan lebih lanjut agar lebih banyak kelompok masyarakat dapat memanfaatkan potensi lokal mereka untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga lingkungan.
Dengan adanya inovasi ini, harapan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif semakin nyata. Briket batang sagu bukan hanya sekadar solusi energi alternatif, tetapi juga simbol pemberdayaan masyarakat melalui kreativitas dan kolaborasi. (*/Fs)