Prinsip Kekeluargaan dalam Bisnis Kaum Muda Minangkabau

Prinsip Kekeluargaan dalam Bisnis Kaum Muda Minangkabau

Ulfah Zanuba (Foto: Dok. Pribadi)

Dalam era perubahan teknologi yang berkembang pesat, kaum muda memainkan peran penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Mereka berkontribusi lewat berbagai cara, salah satunya adalah dengan berwirausaha (Lubis, 2023). Banyak anak-anak muda yang memilih profesi sebagai pengusaha. Mereka menjalankan usaha di berbagai bidang.

Dalam menjalankan bisnis tersebut, anak-anak muda kerap mengikuti pendekatan bisnis yang diterapkan oleh generasi sebelumnya. Salah satu pendekatan yang mereka adopsi tersebut adalah prinsip kekeluargaan dalam bisnis.

Kekeluargaan merupakan suatu perasaan dan keyakinan dalam hubungan sosial yang menunjukan adanya rasa saling memiliki, saling membantu, dan saling mengasihi seperti halnya dalam keluarga. Mereka menafsirkan dan menerapkan prinsip ini ketika mereka menggerakkan roda bisnisnya.

Riset kami dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) membuktikan bahwa prinsip kekeluargaan tersebut dipegang oleh kaum muda Minangkabau dalam mereka menjalankan bisnis. Wawancara kami di lapangan menunjukan bahwa prinsip kekeluargaan menjadi prinsip utama mereka dalam berinteraksi dan berkolaborasi di dunia bisnis yang mereka geluti.

Prinsip tersebut misalnya mereka terapkan pada saat mereka membangun jaringan bisnis. Dalam hal ini, mereka berusaha mengedepankan hubungan yang erat dengan sesama anggota keluarga dan kerabat untuk mendukung bisnisnya (Hussein, 2019). Mereka kerap  mengandalkan dukungan dan nasihat dari keluarga dalam mengambil keputusan bisnis. Selain itu, mereka juga lebih mempercayakan posisi karyawan kepada kerabat terdekat merek.

Namun demikian, kaum muda memaknai prinsip kekeluargaan tersebut dengan cara yang relatif khas. Makna keluarga tersebut kadang mereka tidak hanya batasi dalam pengertian keluarga dalam hubungan biologis, namun mereka maknai secara lebih luas. Kekeluargaan lebih mereka artikan sebagai orang-orang yang memiliki karakter seperti keluarga mereka, misalnya mereka mengenal baik orang bersangkutan. Dalam bisnis, dengan prinsip ini, mereka akan cenderung memilih untuk bekerja sama dengan orang-orang yang mereka kenal baik dan percaya (Rahmawati, 2018).

Prinsip kekeluargaan tersebut dapat memberikan manfaat pada dalam bisnis kaum muda. Ia dapat menciptakan kepercayaan yang kuat dalam berbisnis. Hal ini dapat meminimalkan konflik dan memudahkan kerja sama dalam mengambil keputusan bisnis. Adanya nilai-nilai seperti kebersamaan, saling mendukung, dan loyalitas ini dapat menciptakan iklim bisnis yang positif.

Selain itu, prinsip kekeluargaan juga dapat mendorong adanya kolaborasi bisnis yang efisien. Hal ini dikarenakan dalam membangun bisnis prinsip ini mengedepankan saling menolong agar bisnis yang ditekuni dapat sukses.

Terakhir, prinsip kekeluargaan ini dapat memberikan stabilitas dalam dunia bisnis. Karena rasa kekeluargaan dapat menciptakan ikatan yang kuat, juga memberikan rasa aman dan stabilitas dalam menghadapi tantangan dan persaingan bisnis.  Kondisi demikian dapat memastikan bahwa bisnis ini bertahan dalam jangka panjang.

Namun demikian, prinsip kekeluargaan ini juga dapat menghambat bisnis. Prinsip kekeluargaan dapat menyebabkan kurangnya profesionalitas dalam berbisnis. Hubungan kekeluargaan yang erat dapat membuat batas yang abu-abu antara urusan bisnis dan urusan pribadi. Hal ini dapat membuat keputusan-keputusan bisnis diambil didasarkan bukan pada pertimbangan-pertibambangan profesional, sehingga bisnis rentan tergelincir pada kerugian.

Selain itu, prinsip kekeluargaan juga dapat menyebabkan adanya konflik internal antar beberapa pihak. Jika prinsip kekeluargaan diterapkan secara berlebihan, keputusan perekrutan karyawan dapat didasarkan pada hubungan keluarga daripada kompetensi dan kinerja. Hal ini dapat menyebabkan karyawan yang bukan keluarga atau kerabat dekat merasa tidak diberikan kesempatan yang sama untuk berkembang.

Tidak hanya itu, prinsip kekeluargaan ini seringkali terikat yang memungkinkan kurang terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan. Dalam berbisnis, seringkali berfokus pada pengalaman keluarga sebelumnya yang dapat menghambat adanya inovasi dan kreasi bisnis

Mempertimbangkan mengenai nilai lebih dan kurang prinsip kekeluargaan dalam bisnis tersebut, penting bagi kaum muda untuk memahami lebih dalam tentang penerapan prinsip kekeluargaan dalam bisnis tersebut. Kajian-kajian lebih lanjut mengenai prinsip mana dan cara menerapkan tersebut sangat diperlukan.

Tentu, dengan pemahaman yang tepat, dan penerapan yang bijaksana, prinsip kekeluargaan dapat membantu kaum muda membangun dasar yang kuat untuk bisnis mereka. Namun demikian, sebagai catatan, prinsip kekeluargaan ini hanya merupakan salah satu pilar penyokong bisnis kaum muda.

Riset kami menunjukan bahwa ada empat prinsip lain yang dipegang kaum muda dalam menjalankan bisnis mereka, yaitu selalu belajar, memegang teguh agama, mengedepankan kesejahteraan bersama, serta selalu berorientasi pada pengembangan pasar.

Ketika kaum muda dapat meramu kelima prinsip tersebut, kemudian mereka mendukungnya dengan keterampilan serta strategi bisnis yang tepat, kami yakin bisnis mereka akan berjalan lebih efektif dan dapat mencapai sukses.

*Penulis: Ulfah Zanuba (Mahasiswa Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas)

Baca Juga

Feodalisme yang umumnya dalam diskursus selalu dikaitkan pada struktur sosial abad pertengahan, di mana kekuasaan dan hak istimewa
Parasit di Perguruan Tinggi Itu Bernama Feodalisme
Kita sering mendengar tokoh-tokoh seperti Snouck Hurgronje, Ignaz Goldziher, Arthur Jeffery dan lain-lain, dalam diskursus yang kita lakukan
Orientalisme: Penelitian atau Hegemoni Terselubung atas Dunia Timur?
Partisipasi Politik Kaum Muda: Tantangan dan Peluang dalam Demokrasi Modern
Partisipasi Politik Kaum Muda: Tantangan dan Peluang dalam Demokrasi Modern
Pendidikan Politik: Bijak Menerima Informasi Politik di Media Sosial
Pendidikan Politik: Bijak Menerima Informasi Politik di Media Sosial
Pemanfaatan Teknologi Berkelanjutan: ESG Sebagai 'Pokok' Industri 5.0
Pemanfaatan Teknologi Berkelanjutan: ESG Sebagai 'Pokok' Industri 5.0
Dusta Atas Nama Beasiswa
Dusta Atas Nama Beasiswa