Langgam.id - Sebanyak 13 perguruan tinggi berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) pencegahan stunting.
KKN-PPM ini merupakan kerja sama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta se-Sumbar. Sebanyak 13 perguruan tinggi bergabung dalam program ini dan akan dibagi ke 15 Nagari yang ada di Pasaman Barat.
Adapun 13 perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, UIN Imam Bonjol, ISI Padang Panjang, UIN Djamil Djambak, UIN Mahmud Yunus, Universitas Taman Siswa, Universitas Perintis, Universitas M. Natsir, Universitas Syedza Syantika, STAI YAPTIP Pasaman Barat, STAI YDI Pasaman, dan ITS.
KKN ini akan dilaksanakan selama 30 hari mulai dari 22 Juli sampai 22 Agustus 2024 yang diikuti oleh 452 orang mahasiswa dan didampingi oleh 32 orang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Dari 452 orang tersebut 60 orang diantaranya merupakan mahasiswa Universitas Andalas dari berbagai jurusan.
Program KKN-PPM ini sudah berlangsung sejak tahun 2021 dan dua tahun terakhir berpusat di Pasaman Barat. Bekerja sama dengan BKKBN, program utama tahun ini yakni membantu percepatan penurunan stunting. Hal ini juga merupakan bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam mewujudkan misi Sumbar untuk menekan peningkatan jumlah stunting.
Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph.D, mendukung penuh terlaksananya kolaborasi ini. Ia yakin KKN terpadu ini akan memberi manfaat besar terhadap masyarakat dan mahasiswa itu sendiri. Ia berharap selama masa pelaksanaan KKN mahasiswa dapat menujukkan sikap intelektual sebagai manusia terdidik dan tidak menurunkan nilai diri serta institusi.
Program utama yang diusung juga relevan dengan capaian Universitas Andalas. “Baru-baru ini yang raih penghargaan terbaik dalam perannya mendampingi keluarga beresiko stunting,” ujarnya dikutip Minggu (14/7/2024).
Rektor juga berpesan agar mahasiswa dapat menerapkan 4C (Critical Thinking, Communication, Creativities, Colaboration). Hal ini penting untuk menunjang keberhasilan program dan dunia kerja nanti.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Jasman Rizal menjelaskan mahasiswa harus mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dan dapat berbaur dengan lokal wisdom yang ada di masyarakat.
Ia juga berharap mahasiswa dapat menghidupkan kembali budaya lokal yang tergerus oleh perkembangan teknologi informasi.(*/Fs)