Langgam.id - Manajemen Bank Nagari memastikan penghentian program restrukturisasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal tahun ini tidak mempengaruhi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan tersebut.
Pjs Direktur Utama Bank Nagari Gusti Candra mengatakan jauh hari perseroan sudah menyiapkan pencadangan untuk memastikan risiko kredit tertangani dengan baik.
"Sejauh ini tidak ada masalah (NPL). Bahkan NPL kami di kuartal pertama 2024 cukup terjaga di angka 2,16 persen gross, lebih rendah dari tahun lalu," katanya kepada langgam beberapa waktu lalu.
Tahun lalu, pada kuartal pertama 2023, NPL gross Bank Nagari tercatat 2,20 persen dan NPL nett sebesar 0,27 persen. Pada kuartal pertama tahun ini, NPL gross 2,16 persen dan NPL nett sebesar 0,34 persen.
Gusti mengatakan saat pandemi Covid-19 memang banyak nasabah Bank Nagari yang kesulitan melakukan pembayaran cicilan. Jumlahnya bahkan mencapai 10.000 nasabah, namun saat ini hanya tersisa sekitar 3.000 nasabah.
Adapun, tahun ini Bank Nagari menargetkan pertumbuhan kinerja bisa mencapai 10 persen menyusul kian membaiknya laju pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19 beberapa tahun lalu.
"Target kita bisa (tumbuh) di kisaran 9 persen - 10 persen. Kalau melihat tren sekarang kita optimis bisa tercapai meski di kuartal pertama belum tumbuh signifikan," kata Gusti.
Laporan keuangan Bank Nagari pada kuartal pertama 2024, dikutip dari laman perseroan, menunjukkan angka pertumbuhan belum tumbuh signifikan. Aset perseroan tumbuh 5,1 persen menjadi Rp32,09 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp30,51 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,6 persen menjadi Rp26,05 triliun (yoy) atau dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp24,9 triliun, kredit tumbuh 6,8 persen menjadi Rp24,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp23,02 triliun, dan laba bersih hanya tumbuh 0,8 persen menjadi Rp100 miliar (yoy) dari tahun sebelumnya Rp99,5 miliar.
Ia menyebutkan tren pertumbuhan yang lambat di kuartal pertama memang terjadi hampir di semua bank umum, dan juga pada periode-periode sebelumnya. "Biasanya memang di kuartal kedua hingga kuartal keempat nanti bakal tumbuh lebih tinggi," ujarnya. (*/Fs)