Langgam.id - Sebanyak 14 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota di Pulau Sumatra bersama Yayasan Auriga Nusantara menggagas sinergi menjaga lingkungan. Upaya ini bisa dilakukan dengan kolaborasi antar AJI di Pulau Sumatra dan membangun jaringan dengan masyarakat sipil.
Koordinator Wilayah Sumatra AJI Adi Warsidi mengatakan, masalah lingkungan di Pulau Sumatra sudah mengkhawatirkan. "Kita tahu berbagai bencana ekologi makin marak terjadi di Sumatra. Banjir bandang, longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan, pencemaran air dan udara hingga konflik manusia dengan satwa liar. Selain kerusakan lingkungan juga berdampak pada korban nyawa dan harta benda," katanya, Rabu (25/5/2022).
Adi mencontohkan, masalah tambang ilegal bukan hanya terjadi di satu daerah, tapi hampir semua provinsi di Pulau Sumatra. Begitu juga deforestasi, perburuan satwa hingga konflik agraria. "Karena itu, penyelesaian masalah lingkungan di Pulau Sumatra, tak bisa dilakukan terpisah batas administrasi daerah," ujarnya, dalam siaran pers kepada media.
Menurut Adi, jurnalis perlu berkontribusi dalam gerakan bersama di semua wilayah pulau ini. "Kita menggagas kolaborasi di antara AJI di Pulau Sumatra serta berjaringan dengan berbagai komponen masyarakat sipil," tuturnya.
Kolaborasi tersebut, menurutnya, meliputi peningkatan kapasitas jurnalis untuk meliput isu lingkungan, liputan bersama, berbagi dan membangun pusat informasi serta kampanye menjaga lingkungan.
Adi mengatakan, kesepakatan tersebut muncul dalam pertemuan para ketua AJI se-Sumatra yang digelar di Banda Aceh pada 18-19 Mei 2022. Para jurnalis tersebut berkumpul di Aceh untuk menghadiri workshop jurnalisme lingkungan yang digelar Yayasan Auriga Nusantara.
Dalam workshop itu, para jurnalis mendalami teknik membaca data lingkungan Pulau Sumatra dari database yang sudah dibangun Yayasan Auriga. Antara lain, di situs auriga.or.id, mapbiomas.nusantara.earth, trase.earth serta pasopati.id.
Selain dihadiri para ketua AJI di Sumatra, workshop ini juga dihadiri jaringan masyarakat sipil di Aceh, seperti Walhi Aceh, Yayasan Ekosistem Lestari, Jurnalis Peduli Lingkungan (JPL) Aceh, STIK Chik Pante Kulu, Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Gerakan Anti Korupsi (GeRAK), Yayasan HAKA. Hadir juga dalam pertemuan itu Sekretaris Jenderal Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia / The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Joni Aswira.
Ketua Tim Program Auriga Nanang Farid Syam mengatakan, pihaknya menyambut baik kesepakatan para jurnalis di Sumatra untuk berkolaborasi dan membangun jaringan dengan masyarakat sipil. "Kawan-kawan jurnalis dapat memanfaatkan data dari database yang sudah kita bangun. Kita juga siap mendukung kerja sama dengan kalangan masyarakat sipil," katanya.
Ketua AJI Padang Aidil Ichlas yang hadir dalam pertemuan itu berharap, program yang akan dikembangkan di Sumatra nanti bisa meningkatkan kontribusi para jurnalis di Sumbar dalam upaya konservasi lingkungan.
"Karena program ini juga akan memberikan peningkatan kapasitas terhadap jurnalis untuk isu-isu lingkungan. Apalagi Sumbar sendiri merupakan daerah yang cukup kompleks persoalan lingkungannya, mulai dari daerah hulu hingga hilir," katanya. (Rilis/SS)