Langgam.id – Semangat untuk mempelajari budaya Indonesia dari negara tetangga kian berkobar. Mahasiswa Universiti Selangor Malaysia (Unisel) ambil bagian dalam International Mobility Program di Universitas Bung Hatta, dengan fokus utama mempelajari sejarah dan teknik pembuatan batik tulis, salah satu warisan budaya takbenda Minangkabau.
Bertempat di Kampus 2 Universitas Bung Hatta, Jl. Bagindo Aziz Chan, Bypass-Aia Pacah Padang, para mahasiswa Unisel mendapatkan pengalaman berharga dalam mempelajari batik tulis dan ecoprint langsung dari tangan terampil Widdi Yanti, Pendiri Canting Buana Padang Panjang.
Lebih dari sekadar pengetahuan, para mahasiswa Unisel juga merasakan sensasi membatik langsung pada tote bag mereka. Proses ini tidak hanya menghasilkan karya seni yang indah, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap budaya batik Indonesia.
Temmy Thamrin, kordinator Outbond International Mobility Program Universitas Bung Hatta, menjelaskan bahwa kegiatan membatik ini merupakan bagian dari program komunitas Outbond International Mobility.
"Batik tulis merupakan warisan nenek moyang yang perlu dilestarikan," tegas Temmy, dikutip dari laman kampus, Minggu (2/6/2024).
Penghargaan internasional terhadap batik semakin memperkuat posisinya sebagai warisan budaya yang patut dijaga. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda.
Keunikan teknik, simbolisme, dan budayanya yang melekat erat dengan kebudayaan Indonesia menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa asing untuk mempelajarinya.
International Mobility Program ini merupakan hasil kerjasama antara Universitas Bung Hatta dan Universiti Selangor Malaysia. Program ini berlangsung dari tanggal 21 Mei hingga 6 Juni 2024, dan akan ditutup dengan pertunjukan budaya yang menampilkan tarian dan musik khas dari kedua universitas. (*/Fs)