Langgam.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah angkatan kerja di Sumatra Barat (Sumbar) pada Februari 2024 sebanyak 3,09 juta orang. Jumlah ini meningkat 86,78 ribu orang dibanding Februari 2023.
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto mengatakan, penduduk yang bekerja di Sumatra Barat sebanyak 2,91 juta orang, naik 84,91 ribu orang dibandingkan Februari 2023 (2,82 juta orang).
"Komposisi angkatan kerja pada Februari 2024 terdiri dari 2,91 juta orang penduduk yang bekerja dan 178,84 ribu orang pengangguran," ujar Sugeng dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/5/2024).
Apabila dibandingkan Februari 2023, terang Sugeng, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 86,78 ribu orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 84,91 ribu orang dan pengangguran naik sebanyak 1,87 ribu orang.
Sugeng menambahkan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatra Barat pada Februari 2024 sebesar 70,44 persen, naik 0,48 persen poin dibanding Februari 2023.
"Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya penduduk usia kerja. TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah," bebernya.
Berdasarkan jenis kelamin, ungkapnya, TPAK laki-laki sebesar 83,11 persen, lebih tinggi dibanding TPAK perempuan yang sebesar 57,71 persen. Apabila dibandingkan Februari 2023, TPAK laki-laki mengalami peningkatan 1,77 persen poin, sedangkan TPAK perempuan mengalami penurunan 0,81 persen poin.
Sugeng mengatakan, berdasarkan hasil Sakernas Februari 2024, tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Provinsi Sumatra Barat adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar 29,27 persen.
Kemudian, Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 22,81 persen, dan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,54 persen.
"Dibandingkan Februari 2023, terjadi pergantian sektor ketiga terbesar yang sebelumnya adalah Sektor Industri Pengolahan, menjadi Sektor Akomodasi Makan dan Minum pada Februari 2024," ujarnya.
Ia menyebutkan, tiga kategori lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar jika dibandingkan dengan Februari 2023 adalah Perdagangan Besar dan Eceran (2,98 persen poin); Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,91 persen poin); dan Konstruksi (0,53 persen poin).
Sementara tiga lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah Jasa lainnya (1,53 persen poin); Industri Pengolahan (1,19 persen poin); dan Akomodasi dan Makan Minum (0,86 persen poin).
Pada Februari 2024, kata Sugeng, penduduk bekerja di Provinsi Sumatra Barat paling banyak berstatus buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebesar 31,54 persen. Sementara yang paling sedikit berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar yaitu sebesar 4,70 persen.
Dibandingkan Februari 2023, status pekerja keluarga/tak dibayar, berusaha sendiri, dan pekerja bebas di pertanian mengalami kenaikan tertinggi masing-masing sebesar 1,57; 0,30 dan 0,26 persen
poin.
Sebaliknya status pekerja buruh/karyawan/pegawai, berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar, dan pekerja bebas di nonpertanian mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,62; 0,50 dan 0,03 persen poin.
Sugeng mengatakan, pada Februari 2024, penduduk bekerja di Sumatra Barat masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah yaitu sebanyak 29,50 persen.
Sementara tenaga kerja yang berpendidikan tinggi yaitu Diploma dan Universitas sebesar 17,50 persen. Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama dibandingkan Februari 2023.
Dibandingkan dengan Februari 2023, kata Sugeng, tenaga kerja berpendidikan Sekolah Menengah Atas, Universitas, dan SMP meningkat masing-masing sebesar 2,05 persen poin, 1,01 persen poin, dan 0,03 persen poin.
Sementara penduduk bekerja dengan pendidikan SD ke bawah, Diploma I/II/III dan SMK mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,93 persen poin, 0,88 persen poin, dan 0,27 persen poin. (*/yki)