Langgam.id - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama instansi terkait dan pemerintah daerah terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi fokus melakukan pengerukan sedimen material erupsi di sekitar aliran sungai dan pemukiman warga terdampak.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan untuk penanganan jangka menengah pihaknya melakukan pembersihan dengan fokus melakukan pengerukan sedimen material erupsi dalam beberapa hari ini.
"Pengerukan sedimen banjir lahar dingin yang menutup akses jalan sudah dibersihkan dinas terkait. Selanjutnya penanganan jangka menengah yakni pemgerukan sedimen material erupsi yang masih ada di hulu sungai akan dikeruk juga. Tujuannya, agar aliran sungai tidak meluber keluar saat intensitas hujan tinggi," katanya, Minggu (7/4/2024).
Pemprov, imbuhnya, sudah menurunkan personel dan alat berat untuk melakukan pengerukan dan pembersihan material pasca banjir.
"Melalui Dinas BMCKTR, kita akan melakukan pengerukan badan sungai. Dari total 23 sungai yang berhulu dari Gunung Marapi, ada 5 yang terdampak. Itulah nanti yang akan kita keruk," ujar Mahyeldi.
Sedangkan untuk rehap rekon atau penanganan jangka panjang, Mahyeldi mengaku, pihaknya masih menunggu laporan dan hasil pendataan tuntas dari kabupaten/kota terdampak. Sebab, data itu lah nantinya yang akan menjadi dasar untuk pengambilan kebijakan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rudi Rinaldy mengatakan, hingga saat ini tidak terdapat korban jiwa akibat banjir lahar dingin yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar tersebut. Risiko bencana dapat diminimalisir berkat adanya sinergi seluruh pihak.
Contohnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan peta dan simulasi potensi dampak bencana erupsi Gunung Marapi. Kemudian BMKG juga terus mengirimkan laporan prediksi cuaca seluruh wilayah Sumbar secara periodik.
"Output kedua lembaga tersebut sangat membantu kita dalam menyiapkan langkah antisipasi. Jadi ketika prediksi itu benar, kita menjadi lebih siap dan dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan terutama keselamatan jiwa," ucap Rudy Rinaldy.
Ia mengimbau masyarakat agar untuk sementara tidak beraktivitas di radius 4,5 KM dari kawah Gunung serta di bantaran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi. Sebab intensitas hujan di sekitar kawasan tersebut masih tinggi dan aktivitas Gunung Marapi masih sangat fluktuatif. (*/Fs)