Langgam.id - Di tengah situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, industri perbankan Indonesia menunjukkan kinerja yang tetap resilien dan berdaya saing pada Januari 2024. Hal ini dibuktikan dengan tingkat profitabilitas yang solid dan permodalan yang kuat.
"Profitabilitas perbankan masih terjaga dengan tingkat ROA 2,71 persen dan NIM 4,54 persen," ungkap Aman Santosa, Kepala Departemen Literasi Edukasi dan Komunikasi OJK, Selasa (5/3/2024).
"Permodalan perbankan juga tinggi, dengan CAR sebesar 27,54 persen, sehingga menjadi bantalan yang kokoh untuk menghadapi risiko global." demikian dalam laporannya.
Dari sisi penyaluran kredit, meskipun mengalami sedikit penurunan secara bulanan, kredit secara tahunan tumbuh double digit sebesar 11,83 persen menjadi Rp7.058 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kredit modal kerja dan ditopang oleh Bank BUMN yang mencatat pertumbuhan kredit sebesar 14,44 persen yoy.
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif secara tahunan, meskipun turun sedikit secara bulanan. DPK tercatat naik 5,80 persen yoy menjadi Rp8.415 triliun, dengan giro sebagai kontributor utama pertumbuhan.
Likuiditas industri perbankan juga terjaga dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK yang jauh di atas level kebutuhan pengawasan. Hal ini menunjukkan bahwa bank-bank memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio NPL net dan NPL gross yang masih rendah. Jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 juga terus menurun, menunjukkan bahwa sektor keuangan mulai pulih dari dampak pandemi.
Di sisi lain, OJK terus melakukan penegakan hukum dan pelindungan konsumen di sektor perbankan. Pada Februari 2024, OJK telah mencabut izin usaha empat bank yang tidak memenuhi ketentuan.
Secara keseluruhan, kinerja industri perbankan Indonesia pada Januari 2024 menunjukkan bahwa perbankan nasional tetap tangguh dan mampu menghadapi berbagai tantangan di tengah situasi global yang tidak menentu. (*/Fs)