Langgam.id- Putra asal Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) Riyan Betra Delza, terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) periode 2024-2026.
Riyan yang berasal dari DPD IMM Sumbar, terpilih dalam Muktamar XXI IMM pada 1-3 Maret 2024 di Palembang, Sumatra Selatan. Bendahara Umum DPP IMM itu mendapatkan 782 suara.
Pria kelahiran Padang 30 Maret 1993 tersebut, mulai berkiprah di IMM komisariat Agus Salim Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang.
Dia pernah menjabat Kabid Hikmah PK H Agus Salim, Kabid Hikmah PC IMM Padang dan DPD IMM Sumbar. Kemudian, Riyan mulai merantau dan diamanahkan sebagai Kabid Maritim dan Agraria DPP IMM hingga Bendaraha Umum DPP IMM periode 2021-2023.
Selain di IMM, lulusan Psikologi Islam UIN Imam Bonjol itu juga aktif diberbagai organisasi lainnya, seperti Ketua Umum PP Pemuda Minang Raya, Wasekjen DPP KNPI hingga pernah jadi Wakil Presiden Mahasiswa UIN Imam Bonjol.
Pada Mukhtamar XXI IMM 2024 ini, Riyan mengusung visi-misi dan program strategisnya yakni ‘IMM Masa Depan’ dalam narasi visi: ‘Tangkas Dalam Kepemimpinan, Maju Dalam Gerakan’.
"Tangkas dalam kepemimpinan dimaknai sebagai kemampuan untuk membangun kepemimpinan organisasi yang responsif, inovatif dan adaptif terhadap perubahan yang cepat dan seba dinamis," kata kandidat doktor Psikologi dan Industri di Universitas Persada Indonesia itu.
Ia mengatakan, IMM perlu ketangkasan dalam kepimpinan. Pertama menurutnya karena IMM berjumpa dengan perubahan sosial yang serba cepat.
"Perubahan cepat itu berpotensi menggerus eksistensi IMM bila masih menggunakan pola kepemimpinan tradisional," bebernya.
Kedua, lanjut Riyan, di tubuh IMM saat ini didominasi oleh generasi z dan milenial dengan karakteristik utama tech savvy, pengguna teknologi yang baik.
"Mereka adaptif dan terus berupaya mencari peluang baru. Karakteristik tersebut perlu dikelola dengan baik oleh organisasi," terangnya.
"Ketiga, untuk mencapai kemajuan organisasi, diperlukan sistem kepemimpinan yang gesit, lincah, dengan tetap memerhatikan nilai-nilai yang berlaku dalam ikatan," sambung Riyan.
Sementara itu, masih kata Riyan, maju dalam gerakan dimaknai sebagai sikap hidup yang dinamis, tujuannya ialah kemajuan sosial. Ia juga dimaknai sebagai gerakan yang selalu berorientasi ke depan, cara berpikir lintas batas (visioner) dan selalu selangkah lebih maju (one step ahead).
"Maju dalam gerakan bertumpu pada kesadaran atas kondisi kekinian, kepemimpinan yang efektif, partisipasi aktif dari seluruh elemen gerakan IMM, kerjasama dan solidaritas yang kokoh, strategi perencanaan yang efektif, inovasi dan kreativitas, inklusivitas dan kesanggupan untuk mengelola tantangan dan peluang," ujar lelaki yang menamatkan studi magisternya di Universitas Mercu Buana Yogyakarta itu.
Dalam mewujudkan visi besar tersebut, Riyan telah merancang delapan misi, serta sedikitnya 17 agenda strategis, jika dirinya diberi mandat untuk melanjutkan estafet kepemimpinan sebagai orang nomor satu di IMM.
"Misi Pertama, transformasi organisasi, kedua modernisasi perkaderan IMM, ketiga memperkuat kapasitas intelektual, keempat membangun kemandirian ekonomi, kelima membangun spiritualitas inklusif-berkemajuan," ungkapnya.
"Keenam adalah membangun kemitraan strategis, ketujuh membangun basis sosial masyarakat, dan kedelapan adalah digitalisasi gerakan IMM," ujarnya.
Kata dia, narasi yang dibangunnya bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Namun melainkan telah melalui serangkaian analisis faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi terhadap kondisi dan gerakan IMM.
"Untuk memahami kondisi IMM saat ini, diperlukan evaluasi sekaligus analisis mengenai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja organisasi. Analisis faktor internal dan eksternal tersebut menyangkut kekuatan organisasi (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) serta tantangan (treath)," kata Riyan.