Oleh: Reni Koja, S.TP., M.Si*
Diversifikasi produk pangan merupakan salah satu langkah dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Diversifikasi produk olahan pangan dapat dilakukan dengan mengolah bahan-bahan alami menjadi produk yang inovatif. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan jamur tiram sebagai bahan dasar pembuatan mie. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang populer karena kandungan gizinya yang baik dan cita rasanya yang lezat.
Berbagai kandungan nutrisi yang terdapat pada jamur tiram seperti protein, serat, vitamin, dan mineral, menjadikan jamur tiram sebagai bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk pangan yang sehat dan bergizi.
Jamur tiram juga dilaporkan memiliki beberapa keunggulan diantaranya kandungan protein tinggi dengan semua asam amino esensial yang diperlukan tubuh, mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan,
Jamur tiram merupakan bahan pangan nabati yang bersifat mudah rusak. Kandungan kadar air yang terdapat pada jamur tiram cukup tinggi yaitu diatas 85%. Berdasarkan informasi pada Fatsecret yang merupakan platform database makanan dan penghitung kalori menyatakan bahwa informasi nilai gizi dari jamur tiram (per 100 gram) terdiri atas lemak 0,44 gram; lemak jenuh 0,02 gram; lemak tak jenuh ganda 0,04 gram; lemak tak jenuh tunggal 0,01 gram; protein 3,34 gram; karbohidrat 6,43 gram; serat 2,4 gram; gula 1,11 gram; sodium 18 mg; kalium 420 mg dan energi 35 kkal. Dalam bentuk bahan segar, jamur tiram hanya bertahan selama 1 hari.
Untuk itu perlu upaya diversifikasi produk olahan jamur tiram menjadi produk pangan dengan menciptakan variasi baru dalam bidang makanan. Diversifikasi produk olahan jamur tiram tersebut memiliki prospek pasar yang cukup bagus karena jamur tiram mudah diolah menjadi makanan yang mampu meningkatkan nilai jualnya.
Inovasi dalam proses pembuatan mie dari jamur tiram melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengolahan jamur tiram menjadi tepung, hingga proses pembentukan mie itu sendiri. Tahapan tersebut membutuhkan uji coba dan riset mendalam untuk menemukan formula yang tepat guna mempertahankan kualitas rasa, tekstur, dan nutrisi yang seimbang.
Dalam membuat produk olahan makanan yang inovatif khususnya diversifikasi mie jamur tiram juga memiliki tantangan tersendiri. Mulai dari proses produksi mie jamur tiram, pemasaran produk hingga sampai ke tangan konsumen dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Proses pembuatan mie jamur tiram yang inovatif sering kali memerlukan teknologi produksi khusus yang mungkin tidak tersedia.
Menghadapi tantangan ini, produsen harus mempertimbangkan investasi dalam teknologi produksi baru atau mengadaptasi teknologi yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan pembuatan produk mie inovatif.
Selain itu, dalam menciptakan produk mie inovatif seringkali melibatkan biaya produksi yang tinggi, terutama jika menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi atau teknologi produksi yang mahal. Tantangan ini adalah bagaimana menjaga harga jual produk agar tetap terjangkau bagi konsumen tanpa mengurangi kualitas atau keunggulan inovatif produk.
Produk mie jamur tiram sebagai pangan inovatif juga harus memiliki stabilitas yang baik dengan umur masa simpan yang panjang, baik dalam penyimpanan maupun pengiriman. Hal ini merupakan suatu tantangan karena mungkin saja dalam proses produksi adanya tambahan bahan atau proses produksi yang mungkin mempengaruhi stabilitas produk.
Pengujian dan pengembangan yang cermat diperlukan untuk memastikan produk tetap berkualitas baik dalam berbagai kondisi penyimpanan dan pengiriman. Pasar makanan siap saji juga terus berkembang, dengan berbagai opsi produk makanan yang tersedia bagi konsumen.
Membuat produk mie jamur tiram yang inovatif memerlukan pemahaman mendalam tentang tren pasar dan kebutuhan konsumen yang berkembang. Tantangan utamanya adalah bagaimana membedakan produk mie inovatif dari produk sejenis yang sudah ada di pasaran dengan diversifikasi produk pangan lainnya.
Menciptakan produk mie jamur tiram yang tidak hanya lezat tetapi juga sehat menjadi tantangan tersendiri. Konsumen semakin sadar akan pentingnya makanan sehat dan bergizi. Produsen perlu mencari cara untuk meningkatkan nilai gizi mie tanpa mengorbankan rasa atau tekstur. Hal ini bisa dilakukan dengan penggunaan bahan baku yang lebih sehat seperti pemanfaatan jamur tiram serta mengurangi atau mengganti penggunaan bahan tambahan yang tidak sehat.
Mencari bahan baku alternatif yang lebih sehat dan bergizi untuk meningkatkan nilai gizi produk mie inovatif dapat meningkatkan nilai jual produk mie. Untuk itu produsen perlu melakukan pengujian produk yang cermat untuk memastikan stabilitas, kualitas, dan keamanan produk dalam berbagai kondisi.
Produsen juga harus memiliki pemahaman tentang regulasi pangan yang berlaku dan berkomitmen untuk mematuhi standar tersebut dalam setiap tahap produksi. Industri makanan diatur oleh berbagai regulasi yang ketat terkait dengan keamanan pangan, labelisasi, dan kualitas produk.
Produsen harus memahami persyaratan regulasi yang berlaku dan memastikan bahwa proses produksi mereka sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dengan memahami tantangan dan menerapkan strategi yang tepat, produsen dapat mengatasi hambatan dalam menciptakan produk olahan inovatif berbasis mie yang memenuhi tuntutan pasar dan memuaskan konsumen yang semakin cerdas dan beragam.
*Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas