loloLanggam.id - Puluhan aktivis pembela perempuan menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (29/11/2019). Aksi ini bentuk solidaritas atas dugaan intimidasi yang dialami Era Purnama Sari, mantan Direktur LBH Padang.
Koordinator Jaringan Peduli Perempuan dan Komunitas Pembela HAM Sumbar, Meri Rahmi Yanti mengatakan, Era kini aktif sebagai pengacara YLBHI. Ia mendampingi 39 Petani Serikat Mandiri Batang Hari (SMB) yang berkonflik dengan PT Wira Karya Sakti (WKS) di Jambi.
Namun, saat membela hak kliennya, Era mendapat persekusi dan diintimidasi oleh sejumlah orang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Jambi.
Aksi tersebut akibat penyebaran fitnah yang tersebar melalui tulisan blog Kompasiana. Sebelumnya, Era juga difitnah melalui salah satu media yang saat ini sedang diproses Dewan Pers.
"Kami menggangap ini intimidasi dan perlawanan balik dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik antara petani SMB yang berhadapan dengan PT WKS," katanya kepada Langgam.id, Jumat (29/11/2019).
Menurutnya, kasus serupa juga pernah dirasakan perempuan pembela HAM Komunitas Gunung Talang yang beberapa kali harus menghadapi ancaman dan intimidasi dari negara sejak tahun 2017.
Ancaman dan penolakan juga dirasakan oleh para perempuan pembela HAM yang membantu korban kekerasan seksual dalam menjalankan aktivitas pemulihan dan perjuangan keadilan korban.
"Pengucilan dan penolakan terhadap perempuan pembela HAM juga menggunakan pemelintiran terhadap prinsip moralitas, agama, adat dan budaya," katanya.
Dalam aksi tersebut, Meri dan rekannya menyuarakan agar teror, intimidasi dan segala ancaman apapun terhadap Perempuan Pembela HAM segera dihentikan. Menurutnya, negara juga harus melakukan perlindungan terhadap perempuan pembela HAM dan pembela HAM lainnya.
"Kami juga menghimbau masyarakat luas untuk mengambil peran penting dalam perjuangan HAM bersama perempuan pembela HAM. Selain itu, kami menyatakan dengan tegas mendukung setiap perjuangan perempuan pembela HAM dimanapun mereka berada," ujarnya.
Aksi tersebut dihadiri sekitar 70 aktivis perempuan. Mereka melakukan orasi meminta perlindungan kepada pembela HAM. Dalam aksi juga dilakukan pembacaan puisi sebagai solidaritas bagi pembela HAM. (Rahmadi/ICA)