Langgam.id - Bank Indonesia memproyeksikan laju inflasi Sumatra Barat sepanjang 2024 terjaga di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen. Proyeksi itu menyusul terkendalinya laju inflasi tahun lalu yang hanya di angka 2,47 persen.
Kepala BI Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan proyeksi inflasi Sumbar untuk tahun ini adalah di angka 2,5 persen plus minus 1 persen. Lebih rendah dari proyeksi tahun lalu yakni 3 persen plus minus 1 persen.
Ia menyebutkan secara keseluruhan inflasi tahunan Sumatera Barat sepanjang 2023 terkendali pada sekitaran batas bawah target 3±1% (yoy), yaitu sebesar 2,47% (yoy) pada Desember 2023. Capaian ini menurun signifikan dibandingkan tahun 2022 sebesar 7,43% (yoy).
Endang mengatakan bahwa capaian tersebut tidak lepas dari sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat. Untuk itu ia meminta TPID kembali memperkuat sinergi untuk mencapai target inflasi tahun ini.
"TPID telah melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi daerah, antara lain, penyelenggaraan HLM TPID Provinsi Sumatera Barat terkait mitigasi risiko Nataru dan erupsi Gunung Marapi yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Barat pada 20 Desember 2023," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (7/1/2024).
Selain itu, Subsidi Ongkos Angkut Kepulauan Mentawai berupa 18 ton komoditas beras melalui sinergi dengan Dinas Pangan/TTIC dan Bulog Divre Sumbar.
Penyelenggaraan pasar murah secara masif, termasuk pasar murah bersubsidi bekerjasama dengan perbankan.
Kemudian, sidak pasar tinjauan harga dan pasokan secara berkala serta penguatan fungsi monitoring melalui Early Warning System.
Pemberian bantuan cold storage di daerah sentra yakni Kabupaten Solok bersinergi dengan Bapanas, dan pendistribusian beras SPHP dan stok pangan komersil oleh BULOG.
Selanjutnya, intensifikasi distribusi komoditas pangan strategis melalui mobil boks keliling dan media sosial oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC), pengawasan jalur distribusi pangan secara intensif menjelang Nataru.
Serta kegiatan koordinasi/rapat rutin dan berbagai kegiatan komunikasi efektif dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.
Endang menambahkan, TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi agar inflasi dapat terkendali dalam sasarannya ke depan.
Sinergi tersebut terus dilanjutkan dengan memperkuat implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumatera Barat dalam mewujudkan terjaganya inflasi pada rentang 2,5 ± 1 % (yoy) pada tahun 2024.
"Upaya tersebut juga pada gilirannya diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi sehingga tercipta Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan," kata Endang. (*/Fs)