Maraknya Pergaulan Bebas di Lingkungan Kampus

Maraknya Pergaulan Bebas di Lingkungan Kampus

Zacky Putra Akhira. (Foto: Dok. Pribadi)

Seiiring perkembangan zaman, pada era modern ini semakin banyak kenakalan remaja yang terjadi. Pergaulan bebas ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, hal ini bisa terjadi dimanapun dengan bentuk yang beragam. Termasuk pada lingkungan kampus. Sebelum itu mari kita mengenali apa itu pegaulan bebas.

Menurut KBBI, pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas memiliki arti lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga boleh bergerak, berbicara, serta berbuat dengan leluasa). Lewat pengertian tersebut dapat dikatakan bahwasannya pergaulan bebas merupakan bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh individu maupun kelomppk, sedangkan kata "bebas" sendiri ini memiliki arti melewati batasan norma yang ada baik secara hukum maupun norma yang tercipta di masyarakat.

Istilah pergaulan bebas ini bukanlah hal yang tabu lagi. Pergaulan bebas sering kali dikaitkan dengan kenakalan remaja karena banyak remaja yang terjerumus pada pergaulan bebas. Ironisnya lingkungan kampus yang harusnya menjadi tempat untuk menimba ilmu malah menjadi sarana pergaulan bebas. Mari kenali bentuk-bentuk pergaulan bebas yang biasa terjadi di sekitar lingkungan kampus.

  1. Seks Bebas

Beberapa hari ini kita tengah dihebohkan oleh berita perbuatan asusila dilingkungan kampus yang dilakukan sepasang mahasiswa salah satu universitas negeri di kota Padang. Ini merupakan salah satu contoh dari bentuk pergaulan bebas, remaja sangat erat kaitannya dengan percintaan. Banyak remaja yang sudah menjalin hubungan asmara bahkan semenjak SD, sehingga hal ini apa bila dibiarkan dapat beresiko terjadi seks bebas yang dapat berdampak fatal bagi mereka, terlebih usia mereka yang terbilang masih di usia labil. Seperti hamil di luar nikah atau bahkan dapat terjangkit penyakit menular seksual.

  • Minum minuman beralholol

Seperti yang kita ketahui minuman beralkohol tidaklah baik bagi kesehatan, sayangnya masih banyak yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol tidak hanya orang dewasa namun anak-anak remaja juga mulai banyak yang mencoba minuman keras ini. Banyak mahasiswa yang awalnya di ajak oleh temannya lalu akhirnya kecanduan dengan alkohol. Padahal banyak sekali dampak buruk alkohol bagi kesehatan jasmani maupun rohani.

  • Prostitusi

Istilah “ayam kampus” sudah menjadi rahasia umum di kalangan mahasiswa. Sangat disayangkan kegiatan prostitusi berupa penawaran dengan berbagai macam motif kerap terjadi disekitar lingkungan kampus.

  • Perjudian

Tidak hanya orang dewasa, anak remaja yang belum memiliki penghasilan juga banyak yang terjerumus pada lingkaran setan ini. Terlebih dengan adanya perjuadian berbasis online semakin mempermudah mereka dalam berjudi. Banyak dari mereka yang mengandalkan uang jajan mereka sebagai modal berjudi.

Sebenernya masih banyak lagi bentuk-bentuk pergaulan bebas lainnya yang bisa terjadi di lingkungan kampus. Setelah mengetahui beberap bentuk-bentuk dari pergaulan bebas di atas, lalu apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya pergaulan bebas ini?

  1. Faktor keluarga

Biasanya mahasiswa baru yang merantau dan harus berpisah dengan keluarganya seringkali dalam keadaan mental yang buruk karena belum terbiasa dengan keadaan tersebut. Ada juga sebagian dari mereka yang akhirnya terjerumus pada pergaulan bebas dikarenakan kurangnya komunikasi dengan keluarga.

  • Faktor lingkungan

Lingkungan sekitar dapat menjadi faktor pemicu yang paling berpengaruh. Biasanya mahasiswa yang kurang bisa memilah pertemanan akan sangat mudah terjerumus. Banyak yang mulai bergaul dengan sembarangan orang, hingga akhirnya terpengaruh terhadap hal-hal negatif.

Itulah bentuk-bentuk pergaulan bebas yang kerap terjadi di sekitar lingkungan kampus serta faktor-faktor yang mempengeruhi terjadinya pergaulan bebas. Kita sebagai mahasiswa seharusnya dapat berpikir dengan cerdas serta dapat memilah yang mana yang baik dan yang mana yang buruk. Semoga kita selalu terhindar dari perbuatan-perbuatan negatif.

*Penulis: Zacky Putra Akhira (Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Operasi Tangkap Tangan (OTT) telah menjadi instrumen yang sangat efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Meski demikian,
OTT Itu Penting: Sebuah Bantahan untuk Capim KPK Johanis Tanak
Pada tahun 2024 ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di 10.846 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah pemilih
Menolak Politik Uang: Menjaga Integritas Demokrasi di Sumatra Barat
Konsep multiverse atau "alam semesta jamak" telah lama menarik perhatian ilmuwan dan filsuf sebagai cara untuk memahami potensi keberadaan
Multiverse: Dimensi Paralel dalam Sains dan Budaya Populer
Pasaman Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya. Wilayah ini dihuni oleh
Romantisme Asimilasi di Pasaman Barat
Indak karambia amak ang ko do..!" Ungkapan dalam bahasa Minang itu pernah terlontar dari Bapak Republik ini kepada kolonial Belanda yang saat
Amarah Tan Malaka: Umpatan dalam Bahasa Minang kepada Kolonial Belanda
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad berkembang di tengah masyarakat Arab Jahiliah yang akidah dan moralnya sangat rusak, sehingga
Kejayaan Ilmu Pengetahuan Islam: Inspirasi dari Masa Lalu untuk Kebangkitan Masa Kini