Minat Pendakian Pasca Erupsi Gunung Marapi

Minat Pendakian Pasca Erupsi Gunung Marapi

Afra Juvalendya. (Foto: Dok. Pribadi)

Pasca erupsi gunung marapi di Sumatra Barat telah membuat geger telinga para pendaki yang ingin melakukan pendakian, terutama saya dan teman saya yang juga ingin melakukan pendakian sebab fenomena alam yang tidak terduga tersebut cukup banyak memakan korban jiwa, dan beritanya sempat viral pada saat setelah kejadian 3desember 2023.

Banyak orang yang mengetahui kejadian tersebut dan banyak juga yang prihatin atas kejadian tersebut,ditambah lagi video beberapa korban yang muncul dimedia massa ketika dalam tragedi itu, semakin membuat para pendaki ragu untuk melakukan pendakian kegunung lainnya,

Kecemasan pada orang yang juga ingin mendaki setelah melihat para korban yang meninggal akibat pasca erupsi gunung marapi di Sumatra Barat cukup normal, di mana mereka tidak ingin hal serupa juga terjadi pada diri mereka, walaupun sebenarnya gunung yang ingin mereka daki berbeda, tetapi kecemasan tersebut tetaplah muncul yang mungkin akan mereda ketika selang waktu yang akan cukup lama.

Hal ini membuat saya pribadi yang ingin medaki untuk pertama kalinya merasa ragu dan takut begitu juga teman teman sekitaran saya yang ingin medaki pun merasa khawatir ,takut hal tersebut juga dapat terjadi kepada kita. Serta dari banyaknya teman kampus saya yang saya tanyain memang mereka cukup khawatir untuk melaksanakan pendakian dalam waktu dekat,mungkin mereka membutuhkan waktu sejenak dulu hingga kabar buruk yang telah terjadi itu mereda dan keadaan sudah aman dan tenang kembali

Akses pendakian ke Gunung Marapi sudah ditutup sampai waktu yang belum di tentukan,walaupun saya dan sekelompok teman saya masi khawatir akan tetapi beberapa pendaki diluar sumbar ataupun digunung lainnya tetap melakukan pendakian mereka tanpa cemas atas kejadian erupsi disumbar, mereka berfikiran kalau gunung yang mereka daki memang berbeda dan mereka juga telah melakukan beberapa riset dan pengecekan sebelum melakukan pendakian.

Keadaan mungkin akan stabil kembali beberapa bulan kedepan,dan para pendaki akan melakukan pendakian mereka kembali sebab kejadiaan yang membuat mereka takut untuk melakukan pendakian sudah berlangsung lama,mereka sudah tidak was was lagi atau pun takut selagi mereka masih melakukan prosedur pendakian dengan baik.

Fenomena sosial yang terjadi dikalangan pendaki cukup memberikan gambaran untuk para pendaki selanjutnya, bahwa kita harus tetap waspada serta berhati hati ketika ingin melakukan pendakian, banyak yang harus diperhatikan sebelum melakukan pendakian, diantaranya menentukan lokasi pendakian serta level pendakian yang cocok untuk kita,sebaiknya untuk pemula tidak melakukan solo haiking akan tetapi pergi berkelompok serta didampingi oleh pemandu yang sudah berpengalaman,meminta perizinan serta kabar kepada keluarga terdekat sebelum melakukan pendakian, tidak lupa juga persiapan fisik kita jauh hari sebelum jadwal pendakian dimulai,asupan makanan sehat untuk suplay tubuh yang ingin mendaki, memperhatikan kondisi gunung yang akan kita daki,ketika kondisi gunung cukup membuat keraguan pada kita,maka hendak sebaiknya kita mengurungkan niat untuk tidak melakukan pendakian.

*Penulis: Afra Juvalendya (Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Operasi Tangkap Tangan (OTT) telah menjadi instrumen yang sangat efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Meski demikian,
OTT Itu Penting: Sebuah Bantahan untuk Capim KPK Johanis Tanak
Pada tahun 2024 ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di 10.846 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah pemilih
Menolak Politik Uang: Menjaga Integritas Demokrasi di Sumatra Barat
Konsep multiverse atau "alam semesta jamak" telah lama menarik perhatian ilmuwan dan filsuf sebagai cara untuk memahami potensi keberadaan
Multiverse: Dimensi Paralel dalam Sains dan Budaya Populer
Pasaman Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya. Wilayah ini dihuni oleh
Romantisme Asimilasi di Pasaman Barat
Indak karambia amak ang ko do..!" Ungkapan dalam bahasa Minang itu pernah terlontar dari Bapak Republik ini kepada kolonial Belanda yang saat
Amarah Tan Malaka: Umpatan dalam Bahasa Minang kepada Kolonial Belanda
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad berkembang di tengah masyarakat Arab Jahiliah yang akidah dan moralnya sangat rusak, sehingga
Kejayaan Ilmu Pengetahuan Islam: Inspirasi dari Masa Lalu untuk Kebangkitan Masa Kini