Rohingya dan Sikap Tidak Tahu Terima Kasih

Rohingya dan Sikap Tidak Tahu Terima Kasih

Andini Putri Caniago. (Foto: Dok. Pribadi)

Akhir-akhir ini suku Rohingya sangat viral di media sosial yang di mana hal ini terjadi diakibatkan dari kedatangan rohingya ke Aceh dengan jumlah yang sangat banyak dengan menggunakan kapal besar melalui laut Aceh.

Rohingya merupakan kaum muslim minoritas yang berada di Myanmar, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Myanmar pemeluk agama Buddha. Pemerintah Myanmar mengecualikan Rohingya dari sensus tahun 2014 dengan anggapan bahwa Rohingya merupakan imigran ilegal dari Bangladesh. Selama berada di Myanmar, Rohingya menjadi populassi muslim terbesar dengan satu juta jiwa penduduk pada awal 2017 yang di mana merupakan sebagian besar warga Rohingya hidup di negara bagian Myanmar yaitu Rakhine.

Setelah kemerdekaan Myanmar pada 1948, terjadi ketegangan antara pemerintahan dengan Rohingya. Warga Rohingya ditolak untuk menjadi warga negara Burma dan terjadi pengucilan terhadap mereka. Dikatakan bahwa sebelumnya Rohingya sempat singgah di Malaysia untuk meminta bantuan dan tentunya hal ini membuat masyarakat Malaysia memliki rasa kasihan dan menolong mereka namun hal ini sangat bertolak belakang dengan suku Rohingya yang telah diberikan bantuan malah melakukan demo dan menuntut tanah wilayah Malaysia untuk mereka hal ini saja sudah memperlihatkan mereka tidak tau diri.

Dilanjutkan dengan berlayar nya kapal Rohingya ke Indonesia melalui laut Aceh dan mendarat di pesisir pantai Aceh, di kawasan tempat penampungan ikan lapang Barat Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh.

Pada awal kemunculan suku Rohingya di sabang sangat membuat terkejut penduduk sekitar dan tentunya mengalami kebingungan melihat banyaknya suku Rohingya yang berada disekitar pantai. Setelah diketahui bahwa mereka suku rohingya, Azmi  sebagai Camat Gandapura Bireuen sempat berdiskusi dengan beberapa masyarakat Aceh dengan penolakan masyarakat Aceh terhadap kedatangan suku Rohingya. Akan tetapi masyarakat aceh ikut membantu dengan memberi makanan tapi dikarenakan jumlah rohingya yang sangat banyak dan sangat tidak memungkinkan untuk menghidupi banyaknya mereka.

Namun Rohingya masih tidak merasa puas dengan porsi makanan yang telah diberikan yang di mana dapat terlihat dengan beredarnya vidio yang mengatakan bahwa porsi nasi yang diberi tidak mencukupi kebutuhan perut mereka sedangkan terlihat jelas dalam vidio bahwa porsi nasi yang diberi sudah termasuk banyak. Terdapat juga vidio beredar yang di mana Rohingya membuang sampah di sungai dan ketika ditegur malah ngamuk saat ditegur salah seorang warga.

Perilaku Rohingya sangat tidak disenangi karena sangat bertentangan dengan ketentuan di Indonesia. Sesuai dengan berita yang disiarkan oleh berita kabar INews dan KompasTV pada 11 Desember 2023 yang di mana terdapat beberapa suku Rohingya yang diberi tempat tinggal sementara di pengungsian rumah susun Puspa Agro di Sidoarjo, Jawa Timur.

Pada berita tersebut disiarkan para pengungsi rohingya mengamuk dan merusak berbagai fasilitas yang diberi hal ini dikarenakan padamnya listrik sementara di pengungsian rumah susun, Rohingya mengamuk dan melempar kaca jendela hingga pecah dan merusak berbagai fasilitas di pengungsian.

Hal-hal yang diperbuat Rohingya sangat merugikan Indonesia dan terlebih lagi Rohingya sangat susah untuk diatur. Telah beredar juga vidio melalui media sosial yang menunjukkan beberapa suku rohingya telah berpencar di beberapa wilayah seperti Pekanbaru. Rohingya juga dianggap mengganggu keamanan sekitar dikarenakan Rohingya terkadang memassuki rumah para warga untuk meminta makanan.

Perilaku yang dimiliki suku Rohingya sangat tidak mencerminkan bagaimana sikap pengungsi yang seharusnya. Pada umumnya masyarakat yang mengungsi harus lebih menghormati masyarakat yang tinggal ditempat yang ditinggali untuk sementara dan menjaga lingkungan serta fasilitas yang diberi dan jika memungkinkan dapat membantu masyarakat setempat.

*Penulis : Andini Putri Caniago (Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya