Emosi Labil Jadi Indikasi, Waspadai Gangguan Kepribadian Ambang

Emosi Labil Jadi Indikasi, Waspadai Gangguan Kepribadian Ambang

Ilustrasi emosi tak stabil. (Foto: pixabay)

Langgam.id – Emosi labil adalah salah satu ciri khas usia remaja karena erat hubungannya dengan periode pubertas. Namun, jika tidak mereda atau justru memburuk hingga dewasa, bukan tidak mungkin seseorang menunjukkan gejala gangguan kepribadian ambang.

Dilansir dari halodoc.com, Jumat (24/11/2023) ketika memasuki masa remaja, lumrah bila terjadi emosi labil atau perubahan suasana hati yang sering terjadi. Jika gejala ini menetap hingga usia dewasa, perlu diwaspadai karena kemungkinan terjadi gangguan kepribadian ambang atau BDP.

Ciri khas dari kondisi ini mencakup pandangan hidup, pola pikir, dan perasaan yang berbeda dari orang lain. Orang dengan BDP umumnya mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam berinteraksi dengan keluarga atau orang lain.

Rentang waktu ini, khususnya masa remaja dan awal dewasa, kerap menjadi periode rentan terhadap kondisi ini, terutama bagi mereka yang sedang mengalami perubahan pubertas.

Emosi Labil adalah Tanda Gangguan Kepribadian Ambang

Kemudian, emosi yang tidak stabil atau disebut sebagai emosi labil menjadi ciri khas utama dari gangguan ambang kepribadian. Kondisi ini terjadi dalam beberapa jam, membuat penderitanya merasa hampa, hampa, dan kesulitan mengendalikan amarah atau emosinya.

Selain itu, mereka dengan gangguan ini mengalami ketidakstabilan pola pikir dan persepsi, sering merasa tidak pernah baik, takut diabaikan, dan kadang melakukan tindakan nekat.

Dalam hubungan, orang dengan gangguan kepribadian cenderung menjalani hubungan yang intens namun tidak stabil. Beberapa kasus menunjukkan perilaku impulsif yang dapat membahayakan diri sendiri seperti menyakiti diri sendiri, mencoba bunuh diri, atau terlibat dalam hubungan intim sebelum menikah. Gejala bisa berbeda-beda antarindividu, termasuk tingkat keparahan, frekuensi, dan durasi gejala yang beragam.

Penyebab dan Komplikasi Gangguan Kepribadian Ambang

Sebenarnya, apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan kepribadian ini? Penyebabnya bervariasi, meliputi faktor lingkungan seperti pengalaman yang tidak menyenangkan, perlakuan yang tidak menyenangkan, serta faktor genetik dan kelainan otak, terutama pada area yang mengatur emosi dan impuls. Beberapa orang berpendapat bahwa BPD dapat berkembang dari ciri-ciri kepribadian tertentu.

Pengidap BPD perlu mendapatkan penanganan, karena tanpa itu dapat timbul komplikasi seperti depresi, konsultasi obat dan alkohol, gangguan makan, bipolar, kecemasan berlebihan, ADHD, dan PTSD. Di lingkungan sosial, risiko kehilangan pekerjaan, retaknya hubungan dengan rekan atau pasangan, bahkan risiko bunuh diri, semakin tinggi.

Khususnya pada remaja dan dewasa muda yang lebih rentan, orang tua perlu memahami cara mengatasi Borderline Personality Disorder pada remaja. (Indah/Fs)

Tag:

Baca Juga

APBD Padang Panjang 2026, Belanja Dipatok Rp514 Miliar
APBD Padang Panjang 2026, Belanja Dipatok Rp514 Miliar
BI Sumbar Siapkan Uang Tunai Rp2,64 Triliun Sambut Natal dan Tahun Baru 2026
BI Sumbar Siapkan Uang Tunai Rp2,64 Triliun Sambut Natal dan Tahun Baru 2026
BUMN Bangun 15 Ribu Unit Rumah, Dony Oskaria Pastikan Percepatan Pemulihan Pascabencana Sumatra
BUMN Bangun 15 Ribu Unit Rumah, Dony Oskaria Pastikan Percepatan Pemulihan Pascabencana Sumatra
Penantian panjang warga Kecamatan Tiuman, Kabupaten Dharmasraya, selama lebih dari 15 tahun untuk bisa menikmati jalan mulus di daerahnya
Belasan Tahun Rusak, Perbaikan Jalan Simpang Blok E Tiuman Dharmasraya Hampir Rampung
Semen Padang FC mendatangkan pemain lokal dengan posisi bek tengah, Gufron Ramadhan, pada Rabu (24/12/2025). Kesepakatan ini
Perkuat Lini Pertahanan, Semen Padang FC Rekrut Gufron Bison Ramadhan
Sekjen MPKAS: Sumbar Akan Makin Berduka Jika Jembatan Tinggi KA Lembah Anai Harus Dibongkar
Sekjen MPKAS: Sumbar Akan Makin Berduka Jika Jembatan Tinggi KA Lembah Anai Harus Dibongkar