Langgam.id - Bank Indonesia menyatakan inflasi Sumatra Barat per Oktober 2023 sebesar 2,27 persen (yoy/year on year) masih sesuai target, atau dalam proyeksi Bank Indonesia di angka 3 persen plus minus 1 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan meski sedikit naik dari bulan sebelumnya, inflasi Sumbar sebesar 2,27 persen masih relatif stabil dan masih dalam rentang proyeksi Bank Indonesia.
"Masih relatif stabil dan dalam rentang sasaran inflasi nasional di angka 3 persen plus minus 1 persen," sebutnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11/2023).
Adapun, inflasi Sumbar dihitung dari dua kota yang menjadi barometer ekonomi daerah itu, yakini Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm/month to month), meningkat dibandingkan periode sebelumnya sebesar 0,07% (mtm).
Sedangkan Kota Bukittinggi mengalami deflasi sebesar -0,06 persen (mtm), turun dibandingkan September 2023 yang tercatat inflasi relatif tinggi sebesar 0,66 persen (mtm).
Secara tahunan, laju inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi mengalami kenaikan dengan realisasi masing-masing sebesar 2,27 persen (yoy) dan 2,30 persen (yoy) pada Oktober 2023. Realisasi tersebut membawa inflasi Kota Padang berada pada peringkat ke-75 dan Kota Bukittinggi peringkat ke-74 dari 90 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
Inflasi gabungan dua kota di Sumatra Barat pada Oktober 2023 dipengaruhi oleh kelompok transportasi dengan realisasi inflasi sebesar 1,16 persen (mtm) dengan andil sebesar 0,18 persen (mtm). Inflasi kelompok tersebut bersumber dari peningkatan tarif angkutan udara dan bensin. Peningkatan tarif angkutan udara dipengaruhi tingginya permintaan sejalan dengan banyaknya event MICE yang diselenggarakan di Sumatera Barat pada Oktober 2023.
Sementara itu, harga bensin naik pasca kebijakan peningkatan harga BBM non subsidi jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex per 1 Oktober 2023, juga ikut mendorong peningkatan inflasi.
Endang mengatakan realisasi inflasi di Sumbar terus terkendali dan berada di sekitar batas bawah target inflasi 3 persen plus minus 1 persen.
"Ini didukung oleh sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatra Barat dalam mengendalikan harga, memastikan ketersediaan pasokan, mendukung kelancaran distribusi, serta melakukan berbagai kegiatan komunikasi efektif," katanya.
Ia mengharapkan beberapa kegiatan pengendalian inflasi di daerah itu terus dipertahankan. Seperti, berbagai upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilakukan pada Oktober 2023 antara lain, yakni menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di berbagai Kabupaten/Kota, dan melanjutkan penyelenggaraan sinergi operasi pasar/pasar murah secara intensif.
Kemudian, sidak pasar tinjauan harga dan pasokan secara rutin, perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) antar dan intra provinsi, pendistribusian beras SPHP dan stok pangan komersil oleh BULOG, intensifikasi distribusi komoditas pangan strategis melalui mobil boks keliling dan media sosial oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC), kegiatan koordinasi/rapat rutin dan berbagai kegiatan komunikasi efektif lainnya dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi masyarakat. (*/Fs)