Transformasi Partisipasi Politik: Tren dan Tantangan Milenial di Era Disrupsi

Transformasi Partisipasi Politik: Tren dan Tantangan Milenial di Era Disrupsi

Kevin Philip. (Foto; Dok Pribadi)

Oleh: Kevin Philip (Mahasiswa Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas)

Konteks politik global telah mengalami pergeseran mendasar seiring dengan masuknya generasi milenial ke dalam panggung politik. Generasi ini, yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, membawa dengan mereka perspektif baru, nilai-nilai yang diperbarui, dan alat-alat teknologi yang memungkinkan partisipasi politik yang lebih aktif dan berdampak. Di era disrupsi yang penuh gejolak ini, penting untuk memahami bagaimana generasi milenial memandang dan mempraktikkan keterlibatan politik mereka, karena pengaruh mereka terus tumbuh seiring berjalannya waktu.

Satu dari ciri khas utama dalam transformasi partisipasi politik milenial adalah keterlibatan mereka dalam dunia digital. Akses yang tak tertandingi terhadap teknologi informasi memberikan milenial kemampuan untuk berinteraksi dengan politik dalam skala global. Platform media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram telah menjadi alat utama bagi mereka untuk menyampaikan pandangan politik, memobilisasi dukungan, dan membentuk opini publik.

Kemudian teknologi informasi juga mengubah lanskap partisipasi politik secara dramatis. Platform media sosial, situs web kampanye, dan aplikasi perekam kejadian penting telah memungkinkan warga untuk terlibat secara langsung dalam proses politik. Mereka dapat menyuarakan pendapat, mendiskusikan isu-isu krusial, dan mengorganisir aksi-aksi kolektif dengan cepat dan efisien. Dan Masyarakat kini lebih cenderung memperjuangkan isu-isu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka secara langsung. Isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan keadilan sosial telah menjadi fokus utama bagi warga yang berpartisipasi aktif dalam politik.

Transformasi partisipasi politik juga memperhatikan pentingnya inklusivitas. Lebih banyak kelompok yang sebelumnya terpinggirkan atau kurang terwakili, termasuk kaum minoritas dan kelompok marginal, kini memiliki platform untuk menyuarakan kepentingan mereka.Selain itu, partisipasi politik milenial ditandai oleh semangat untuk mempengaruhi perubahan positif dalam isu-isu global dan lokal. Mereka memiliki ketertarikan yang tinggi pada isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Gerakan-gerakan seperti Fridays for Future dan #MeToo adalah contoh konkret dari bagaimana generasi milenial terlibat dalam aksi nyata untuk mencapai perubahan.

Namun, tidak dapat diabaikan bahwa tren ini juga diiringi oleh tantangan. Salah satunya adalah penyebaran berita palsu (hoaks) yang dapat mempengaruhi persepsi publik dan mengaburkan fakta dari opini. Meningkatnya polarisasi politik di media sosial juga dapat membatasi diskusi yang konstruktif dan memperkuat perpecahan di antara kelompok-kelompok masyarakat.

Seiring dengan potensi besar yang dimiliki generasi milennial dalam partisipasi politik, mereka juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satu di antaranya adalah keterbatasan aksesibilitas dan inklusivitas. Tidak semua anggota masyarakat memiliki akses yang setara terhadap teknologi informasi atau dapat memanfaatkannya dengan baik. Hal ini dapat menghasilkan ketimpangan dalam partisipasi politik dan membatasi suara dari kelompok-kelompok tertentu. Meskipun terdapat akses yang besar terhadap informasi politik melalui internet, masih ada kurangnya pendidikan politik formal di beberapa tempat. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan generasi milenial untuk memahami isu-isu politik dengan mendalam dan membuat keputusan yang terinformasi.

Ditambah lagi, beberapa generasi milenial mungkin merasa bahwa sistem politik tidak dapat membawa perubahan yang signifikan atau bahwa suara mereka tidak akan didengar. Hal ini dapat menyebabkan rasa apatis atau resignasi terhadap partisipasi politik. Selain itu, adanya rasa skeptisisme terhadap institusi politik tradisional juga merupakan hambatan dalam keterlibatan politik milenial. Mereka cenderung mencari cara alternatif untuk mempengaruhi kebijakan, seperti melalui aksi langsung atau advokasi masyarakat sipil. Hal ini menandakan pergeseran paradigma dalam cara politik dijalankan, di mana partisipasi formal bukan satu-satunya jalan untuk membawa perubahan.

Transformasi partisipasi politik milenial adalah fenomena yang mencerminkan dinamika kompleks dari era Disrupsi ini. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan memilih isu-isu yang relevan, mereka telah memainkan peran penting dalam membentuk agenda politik global. Namun, tantangan-tantangan seperti berita palsu dan ketidaktertarikan terhadap institusi politik konvensional perlu diatasi untuk memastikan bahwa partisipasi politik millennial tetap berdampak positif dan inklusif.​

Dengan memahami tren dan tantangan ini, kita dapat membuka pintu untuk mendiskusikan cara-cara untuk memperkuat keterlibatan politik milenial dan memanfaatkan potensi besar yang mereka bawa untuk membawa perubahan positif dalam dunia politik. Inilah saatnya untuk bersama-sama merangkul generasi milenial sebagai mitra dalam membentuk masa depan politik yang lebih dinamis dan berkeadilan. Di tambah, Sebagai generasi yang hidup di era informasi dan teknologi, generasi milenial memiliki potensi besar untuk membentuk masa depan politik yang lebih dinamis dan inklusif. Meskipun dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti berita palsu dan polarisasi politik, mereka telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap perubahan positif melalui keterlibatan aktif dalam gerakan sosial dan pemilihan umum. Dengan memahami tren dan tantangan yang dihadapi, kita dapat bekerja bersama-sama untuk membangun lingkungan politik yang memfasilitasi partisipasi milenial dan mendorong terwujudnya perubahan yang lebih baik bagi masyarakat secara keseluruhan. (*)

Baca Juga

Ijtihad Politik Muhammadiyah Sumbar
Ijtihad Politik Muhammadiyah Sumbar
Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Sumatera Barat, sebuah provinsi yang dikenal memiliki sejarah politik yang kaya dan beragam, selalu menunjukkan dinamika politik yang unik.
Politik Tanpa Akhir
Sumatera Barat, sebuah provinsi yang dikenal memiliki sejarah politik yang kaya dan beragam, selalu menunjukkan dinamika politik yang unik.
Rasionalkah Rasionalitas Politik Orang Minang?
Menakar Keseriusan Politik Anies Baswedan
Menakar Keseriusan Politik Anies Baswedan
Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar H Andre Rosiade mengungkapkan bahwa timnya langsung bergerak maju memenangkan Pilkada Sumbar usai pasanga
Perkembangan Pilkada Sumbar 2024 Hingga Kemarin: 21 Paslon Mendaftar di 15 Kabupaten/Kota