Langgam.id - Nagari Nan Limo sebagai nagari baru dalam pemekaran yang dilakukan pemerintah sebagai upaya meningkatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat agar percepatan pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan terutama memenuhi pelayanan dasar, kesehatan, pendidikan dan jaminan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Nagari Nan Limo di Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam, berada di perbatasan kabupaten, sehingga pembangunannya kerap terabaikan.
Hal ini disampaikan, Kabag Persidangan Sekretariat DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Zardi Syahrir. Ia adalah perantau anak Nagari Nan Limo ketika berkunjung pulang kampung yang disambut baik Walinagari Terpilih Tri Sakti Tuanku Muhammad yang baru dilantik Bupati Agam beberapa waktu lalu beserta beberapa perangkat nagari di Balai Adat Nagari Nan Limo Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.
Zardi dalam kesempatan tersebutkan juga menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan Walinagari Nan Limo Tri Sakti Tengku Muhammad, semoga sukses menjalankan amanah dan mampu memberikan pengabdian terbaik bagi kemajuan Nagari Nan Limo lebih baik lagi serta mampu bersaing dengan nagari-nagari di Sumbar.
"Kita berharap Nyiak Wali dan perangkat Nagari Nan Limo segera menyiapkan data-data dan informasi potensi daerah, serta berbagai perencanaan pembangunan, persoalan dan permasalahan yang ada secara kongkrit sesuai kondisi realitas masyarakat, kondisi wilayah, nilai-nilai budaya, dan lain-lainnya untuk informasi memudahkan dalam memetakan kebutuhan kemajuan Nagari Nan Limo secara menyeluruh," harapnya, Kamis (7/9/2023).
Zardi mengatakan, berdasarkan pengalaman dan petuah nasehat dari orang-orang tua dahulu bahwa penataan kebutuhan hidup di kampung didasari atas pemikiran strategi dari pengelolaan tanaman yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Yakni ada tanaman belanja kebutuhan harian, ada tanaman produksi belanja mingguan, ada tanaman produksi bulanan hingga tanaman 6 bulan untuk kebutuhan pokok seperti beras.
"Ada tanaman dan pengelolaan ternak untuk kebutuhan besar, apakah sekolah anak, maupun mempersiapkan kebutuhan hajat perkawinan, alek adat nagari. Yang biasa tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam ukuran 3 - 5 tahun, tanaman kulit manis, bahkan 20 tahunan seperti tanaman kayu Surian. Begitu ajaran para orang-orang tua kita dahulu. Untuk kebutuhan pangan, sandang dan papan tidak ada yang kelaparan, tidak ada yang tidak berbaju, punya rumah tapi sederhana namun jika dinilai dengan keberadaan berapa jumlah uang tentulah rata-rata sebahagian besar masyarakat Nagari Nan Limo dapat dikategorikan masyarakat kurang mampu," ujarnya.
Zardi juga ungkapan kenapa masyarakat Palupuh banyak hidup di perantauan keberbagai daerah di Indonesia hingga sampai ke dataran negara Malaysia. Karena disadari lahan pertanian, perkebunan amatlah terbatas hampir tidak ada lahan dalam hamparan ukuran hektar yang luas.
Daerah Palupuh adanya banyak perbukitan yang curam di kawasan hutan lindung dan jika hutan dirusak maka malapetaka lonsor dan galodo amatlah mudah terjadi karena curah hujan yang begitu tinggi didaerah ini.
"Tidaklah sebaiknya jika hidup di kampung kita selalu memegang petuah nasehat orang tua kita dahulu, hidup dalam kesederhanaan, jaga hutan agar lestari, bersyukur dalam aktifitas sehari-hari ke sawah, berkebun dan bertukang keluar kampung cari tambahan penghasilan pada saatnya, tanpa mengabaikan keimanan nilai-nilai ketaqwaan," ungkapnya.
Walinagari Nan Limo Tri Sakti Tengku Muhammad dalam kesempatan itu menyampaikan akan rencana pembangunan kantor Walinagari, kantor Badan Usaha Nagari (Bumnag), gedung serbaguna aktifitas masyaakat dan rest area Wisata Kuliner Nagari Nan Limo.
"Untuk pembangunan kemajuan Nagari Nan Limo ini amatlah membutuhkan perhatian pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, tokoh masyarakat, perantau dan pemerintah pusat. Hal ini karena sumberdaya ekonomi Nagari Nan Limo belumlah setangguh nagari-nagari yang telah maju di Sumbar," harapnya.
Tri Sakti juga ungkapkan, ada banyak hal yang ingin dibenahi, mulai dari pelayanan kesehatan, pendidikan dan keagamaan ada 7 masjid dan 7 mushalla yang kekurangan imam masjid, guru mengaji dan Dai penceramah yang amat minim dan kesejahteraan masyarakat yang masih memprihatinkan.
"Dan saat ini juga di nagari nan limo kondisi Infrastruktur jalan-jalan antar jorong yang belum memadai, masih ada jorong yang terpencil belum terjangkau akses jalannya, jikapun ada jalan mesti melalui jalan yang memutar semakin jauh," ungkapnya
Dia juga sebutkan, untuk menciptakan daya pertumbuhan ekonomi masyarakat butuh bantuan bibit kayu manis mengisi lahan lahan kosong. Karena kulit manis amat memudahkan masyarakat dalam menupang kehidupannya pada kebutuhan anak sekolah dan lainnya nanti.
"Dimana kulit manis sudah dapat dipanen tebang menghasilkan pada ukuran 3 - 5 tahun ke depan," terangnya. (*/Fs).