Saat ini kebutuhan jagung di Indonesia saat ini cukup besar, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering per tahun. Konsumsi jagung terbesar adalah untuk pangan dan industri pakan ternak, karena sebanyak 51% bahan baku pakan ternak adalah jagung.
Dari sisi pasar, potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya meningkatkan permintaan jagung sebagai bahan pakan ternak dan mulai berkembangnya produk olahan pangan dari yang bersumber jagung dalam bentuk tepung jagung dan produk lainnya di kalangan masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan pada Jumat (4/8) bekerjasama dengan PT. Syngenta Indonesia, yang merupakan salah satu perusahaan bibit jagung terkemuka di Indonesia. PT Syngenta memberikan edukasi ke masyarakat mengenai budidaya jagung.
Kegiatan yang bertemakan “Jagung untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani” ini disambut baik dan mendapat dukungan dari Wali Nagari setempat, Jumaini yang turut hadir pada acara tersebut. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai potensi lahan tidur di Nagari Sulit Air oleh dosen pembimbing lapangan Renny Eka Putri.
Bimbingan teknis disampaikan perwakilan PT. Syngenta Seed Indonesia yang diwakili oleh Sale Representative Erwin. Selama kegiatan berlangsung masyarakat sangat antusias dalam berdiskusi. Masyarakat banyak bertanya perihal budidaya dan prospek bisnis jagung di Nagari Sulit Air.
Dalam penyampaian materi dan diskusi, pokok bahasan yang disampaikan diantaranya mengenai potensi budidaya jagung di Sumatra Barat maupun Indonesia, analisa usaha agribisnis jagung dan bagaimana teknis budidaya yang tepat dan benar dilakukan.
Dengan kegiatan yang dilakukan diharapkan petani dan masyarakat lebih paham akan potensi budidaya jagung di Sumatra Barat maupun Indonesia, petani mampu menganalisa usaha agribisnis jagung dan menerapkan teknis budidaya jagung yang tepat dan benar.