Langgam.id - Setelah diarak dari pasar Pariaman hingga pantai Gandoriah, pada 18.00 WIB Tabuik Pasa dan Subarang akhirnya bermuara di laut, Minggu (30/7/2023). Tabuik dibuang ke laut setelah dihoyak oleh anak tabuik di pentas utama pantai gandoriah.
Walikota Pariaman dalam sambutannya, mengatakan, tabuik adalah warisan berharga dan harus dilestarikan. Saat ini budaya Tabuik dan sulaman nareh asal pariaman telah diakui sebagai warisan budaya oleh kemenkumham.
Dipuncak acara tabuik tadi, juga diserahkan plakat yang diterima pemerintah Kota Pariaman atas pengakuan tersebut.
Genius mengatakan Festival Tabuik saat ini tidak semata-mata bagian dari budaya saja. Tapi ikut berkontribusi pada ekonomi dan pariwisata di Pariaman. Pemko memperkirakan, jumlah wisatawan yang hadir sampai 200 ribu orang.
Sebelum tabuik dibuang, anak-anak dari berbagai sanggar di kota Pariaman turut menampilkan tarian kolosal. Tema tarian yang diangkat terinspirasi dari wujud Bungo Salapan yang ada pada Tabuik.
Selain itu, dendang lagu minang yang dinyanyikan oleh artis Elsa Pitaloka dan Arif Lida turut memeriahkan acara. Semua elemen masyarakat, mulai dari anak tabuik, niniak mamak, hingga jajaran Forkopimda ikut bergoyang menyongsong tabuik dibuang ke laut.
Ditemani tabuhan gandang tasa dan lagu Pariaman, kedua tabuik mulai diarak pukul 17.40 WIB ke laut. Baik anak tabuik pasa dan tabuik subarang, saling mengadu arakannya hingga di tepi pantai.
Diakhir, begitu tabuik dibuang, masyarakat yang menyaksikan sontak berhamburan ke laut menuju badan Tabuik. Mereka berebutan mengambil bagian dari badan tabuik untuk dibawa pulang. (*/Fs)