Langgam.id - Masyarakat di Kecamatan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, masih bertahan di perbukitan atau titik pengungsian usai gempa melanda daerah tersebut.
Salah satu warga sekitar, Bambang Sagurung mengatakan, bahwa lokasi pengungsian berada di perbukitan Tamairang, Desa Sikabaluan dengan Desa Monganpaula.
"Semuanya warga dua dusun, yaitu Dusun Muaro dan Nangnang, Desa Sikabaluan, yang mengungsi, sekitar 1500 jiwa," ujar Bambang pada Selasa (25/4/2023).
Ia menambahkan, bahwa saat ini masyarakat yang mengungsi tersebut sudah turun untuk mengecek kondisi rumah dan mengambil perbekalan dan kelengkapan pribadi.
"Nanti sore mereka naik lagi. Jarak lokasi pengungsian dari rumah 3,5-5 km," bebernya.
Bambang menjelaskan bahwa tempat pengungsian yang berada di bukit tersebut terdapat pondok-pondok yang dibuat masyarakat secara swadaya tahun 2005 sebagai respons gempa Nias saat itu.
"Selain itu, juga memanfaatkan fasilitas pemerintah yang ada di sekitar bukit itu seperti Puskesmas, SMP 1 Siberut Utara, Kantor Korwil Pendidikan Siberut Utara dan beberapa rumah warga yang ada di jalur pengungsian," tutur Bambang yang merupakan anggota AJI di Siberut Utara ini.
Bambang mengatakan, bahwa hingga saat ini belum ada informasi ada kerusakan. Sementara itu untuk logistik masih aman. Dilihat kesiapan masyarakat terangnya, mereka 5 menit setelah gempa sudah naik ke perbukitan.
"Misal rumah kami 2 km dari pantai, dan saya lihat masyarakat sudah sampai di atas. Tapi persoalan ke titik pengungsian jalurnya belum rabat beton. Ini menyulitkan saat hujan. Terjadi penumpukan misal motor, mobil. Lebar jalan 4 meter," sebutnya. (yki)