Langgam.id - Wali Kota Genius Umar memaparkan sejumlah program pemerintah kota yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk ketahanan Kota Pariaman. Genius menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan via zoom meeting dengan pimpinan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Program Studi Kajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia (UI).
Hadir dalam pertemuan itu, Administrasi Sekolah SKSG UI Abidin Eko Priyono, Dosen Tetap SKSG UI Dr. Margaretha Hanita dan sejumlah dosen lainnya.
Genius mengatakan sejumlah program pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan yang melibatkan partisipasi dapat diaplikasikan di tengah masyarakat.
“Pemerintah Kota Pariaman dengan seluruh jajaran instansi vertikal yang ada, dan jajaran pemerintahan sangat kompak dalam membangun Kota Pariaman," katanya, dari ruang kerja wali kota, di Balaikota Pariaman, Selasa (28/3/2023).
Program yang dapat diwujudkan dan bermanfaat bagi masyarakat, menurutnya, meningkatkan kepercayaan (trust) kepada pemerintah.
Sejumlah program tersebut, antara lain, Program Wajar (Wajib Belajar) 12 Tahun, dimana Pemko Pariaman memberikan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) ke Provinsi Sumbar, untuk menggratiskan biaya anak-anak Pemko Pariaman yang sekolah SMA/SMK.
Kemudian, Program Satu Keluarga Satu Sarjana (Saga Saja), bantuan beasiswa untuk masyarakat kurang mampu untuk melanjutkan ke sekolah vokasi yang telah bekerjasama dengan kita. "Lalu ada bus sekolah gratis dan juga Kartu Pariaman Pintar (KPP) untuk pelajar yang tidak tercover oleh Kartu Indonesia Pintar (KIP)," ujarnya.
Genius menambahkan, pemko juga punya program pembuatan jalan nol budgeter. "Pada masa Pandemi Covid-19 pada 2020, kita membangun jalan dengan pola partisipatif masyarakat, mulai dari tanah, tanaman dan bangunan milik warga, dihibahkan kepada pemko untuk dibangunkan jalan. Sampai saat ini, telah kita buat 22 ruas jalan baru dengan panjang lebih kurang 50 KM, tanpa satu sen pun menggunakan anggaran APBD,” katanya.
Genius Umar yang baru mendapat gelar kehormatan Profesor dari Jungwoon University, Korea ini, juga melibatkan seluruh instansi vertical dalam menurunkan kasus Stunting di Kota Pariaman, dengan menjadikan Forkopimda, BUMN/BUMD dan seluruh stakeholder serta OPD yang ada di Kota Pariaman, menjadi BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting), sehingga pihaknya menargetkan menuju kasus zero stunting di Kota Pariaman.
“Kami berharap, ke depan kita akan melakukan kerjasama dengan SKSG Universitas Indonesia, dalam membuat kajian dan buku yang akan mengungkapkan berbagai program yang telah kita lakukan tersebut, sehingga dapat menjadi bahan dan percontohan bagi daerah lainya, bagaimana kita membuat program yang dapat meningkatkan ketahanan keluarga dan ketahanan nasional,” tuturnya. (*/Advertorial)