Langgam.id - Kebutuhan cabai di Kota Padang mencapai 20 ton sehari. Untuk memenuhi kebutuhan warga di kota berpenduduk sekitar 950 ribu jiwa itu, cabai didatangkan dari luar Kota Padang.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Gusnita Sukmawanti mengatakan, sebanyak 60 persen dari kebutuhan cabai di Padang didatangkan dari luar Sumatra Barat (Sumbar).
Menurutnya, upaya menggenjot hasil pertanian tanaman cabai merupakan salah satu langkah untuk menekan inflasi di Kota Padang.
"Kunci utama agar harga cabai terkendali adalah stok yang cukup dan lancarnya jalur distribusi. Masalah stok dan pasokan, cabai kita pun banyak datang dari Pulau Jawa. Oleh sebab itu, dengan adanya gerakan ini kita mulai bisa memenuhi kebutuhan kita," ujarnya, sebagaimana dirilis situs resmi Pemko Padang.
Ia meminta agar masyarakat tidak khawatir dengan pasokan cabai untuk kebutuhan itu. Upaya pemenuhan cabai ini diprediksi bisa tersedia sepanjang tahun dengan harga yang stabil dan terkendali.
Untuk meningkatkan produksi cabai tersebut, Dinas Pertanian Kota Padang menyalurkan dua jenis bantuan kelompok dan wanita tani di Kota Padang. Bantuan itu terdiri dari bibit cabai dan pengolahan lahan pertanian.
Gusnita mengatakan, bibit cabai diberikan sebanyak 15 ribu kepada seluruh anggota kelompok tani.
"Total uang pengolahan lahan pertanian mencapai Rp480 juta untuk delapan hektare lahan di Kota Padang. Satu kelompok mendapatkan maksimal Rp60 juta untuk satu hektar lahan pertanian," katanya.
Pengolahan lahan pertanian itu dikelola oleh 25 kelompok tani. Pada umumnya, lahan yang tersebar di delapan kecamatan tersebut sudah menghasilkan cabai.
"Memang pertama kali kita luncurkan program ini bersama wali kota, pada September 2022 di Kecamatan Koto Tangah, Pauh, dan Kuranji. Kemudian untuk cabai dalam polybag sudah diterima kelompok dan berhasil dimanfaatkan," katanya lagi. (*/SS)