Langgam.id - Laju inflasi Sumatra Barat sepanjang tahun 2023 diperkirakan melandai setelah mencapai 7,43 persen tahun lalu, dan menjadi yang tertinggi secara nasional.
Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi Sumbar tahun ini hanya di kisaran 2,4 persen hingga 3,2 persen. Angka inflasi ini bisa lebih ditekan jika intervensi pemda terhadap komoditas penyumbang inflasi berjalan optimal.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Wahyu Purnama A mengatakan setelah inflasi tinggi tahun lalu, maka sepanjang tahun ini inlasi Sumbar akan melandai dan bahkan termasuk kelompok yang terendah.
"Inflasi Sumbar tahun ini akan jadi yang terendah, setidaknya lima besar terendah, karena bantalannya sudah tinggi," ujarnya, Rabu (25/1/2023) malam.
Ia mengatakan sepanjang tahun lalu inflasi Sumbar tinggi karena terganggunya sertor pertanian yang menyebabkan pasokan pangan berkurang. Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga seperti beras, cabai merah, dan bawang merah.
Makanya, ia mendorong agar sektor pertanian menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Apalagi porsi pertanian terhadap struktur ekonomi Sumbar adalah yang paling besar mencapai 23 persen.
"Kita penghasil pangan, jangan sampai kekurangan pasokan pangan," katanya.
Agar inflasi stabil dan terjaga dengan baik, Wahyu memberikan sejumlah rekomendasi untuk pengendalian inflasi.
Di antaranya dengan meningkatkan pemanfaatan APBD serta mendorong koordinasi dengan kementerian/lembaga tingkat nasional. Melanjutkan kembali GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) 2023 dengan sinergi seluruh anggota TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah).
Kemudian, memperluas kerja sama antardaerah intra wilayah di Sumbar, sehingga ada kontrol terhadap kondisi pasokan pangan di daerah dan bisa terpenuhi dengan cepat jika pasokan menipis. Serta meningkatkan produktivitas pertanian.
Lalu, meningkatkan alokasi anggaran dalam rangka subsidi harga komoditas pangan dan juga subsidi ongkos angkut, mengembangkan pertanian organik berbasis teknologi digital dan mengoptimalkan operasi pasar atau bazar pangan.
"Kami meyakini di tengah kuatnya tantangan global, prospek ekonomi Sumbar akan bertahan. Kuncinya tentu adalah sinergi kebijakan ekonomi antara pemerintah daerah dengan seluruh stakeholder, antara pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota," sebut Wahyu. (*/FS)