Langgam.id - Bimbingan Teknis Digitalisasi Bahan Ajar yang diadakan Dinas Pendidikan Sumbar masih berlangsung hingga saat ini, di Rocky Hotel, Bukittinggi. Bimtek dengan nama lain Creative Learning in Digital Age ini diikuti oleh total 450 guru serta kepala/wakil kepala sekolah SMK se-Kota Payakumbuh.
Sejak dimulai pada 10 November lalu, bimtek telah diikuti puluhan guru SMK yang terbagi dalam beberapa angkatan. Masing-masing angkatan, terdiri atas 50 orang guru dengan durasi pelatihan 3 hari. Bimtek ini berlangsung dari tanggal 10 November dan akan ditutup pada 8 Desember 2022.
Peserta telah dibekali pengetahuan tentang pembelajaran di era digital, literasi digital, paradigma dunia digital oleh para pakar di bidang tersebut, sebut saja Prawira Salim, S.E, Drs. Antonius Kisworo Pinilih, serta Dra. Maria Pratmadyaning Widyati.
Dinas Pendidikan Sumbar dengan dukungan dana Pokir Ketua DPRD Sumbar Supriadi, mengadakan bimtek ini demi meningkatkan kualitas tenaga pendidik SMK di Sumbar, khususnya Payakumbuh.
Saat membuka bimtek pada November lalu, Dr Ariswan, Kepala Bidang PSMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, yang hadir mewakili Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar dalam mengatakan, sudah saatnya dunia pendidikan Sumbar melakukan percepatan digitalisasi.
“Agar guru Lebih siap menghadapi era yang serba terdigitalisasi ini, agar mutu pendidikan makin tinggi, dan agar sumber daya manusia, insan pendidik kita makin kuat,” katanya.
Menuju Payakumbuh Sebagai Kota Digital
Supardi yang juga turut memberi sambutan pada pembukaan bimtek, di 10 November itu, menyatakan apresiasi terhadap perhatian Dinas Pendidikan Sumbar akan isu digitalisasi di dunia pendidikan.
Supardi mengatakan diadakannya bimtek tersebut merupakan salah satu upaya serius untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sumatera Barat, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sosok yang juga dikenal sebagai pemerhati budaya itu berharap dengan adanya bimtek ini, tenaga pengajar SMK bisa membangun paradigma baru bahwa SMK sebagai sekolah kejuruan bukanlah sekolah pinggiran.
“Semangat berwirausaha dan kemandirian yang diusung oleh SMK, akan makin berkembang jika ditopang oleh kemahiran digital guru dan siswa serta lulusan SMK,” lanjutnya.
Ia tak ingin lagi lulusan SMK ‘hanya’ bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai bawahan, namun mampu melahirkan inovasi dan kegiatan ekonomi kreatif berbasis digital.
Lebih jauh, Supardi mengatakan bimtek ini berkaitan dengan mimpinya membangun kota-kota digital di Sumatera Barat. Payakumbuh sendiri dijadikan project pilot karena Supardi menilai Payakumbuh lebih siap dalam beberapa hal.
“Saya ingin kedepannya Payakumbuh menjadi Kota Digital. Bimtek guru-guru SMK se-Payakumbuh ini adalah pilot project. Jika setelah evaluasi dinilai sukses, ini bisa dilakukan di kota-kota lain,” lanjut Supardi saat diwawancarai di kesempatan berbeda.
Selain guru-guru, Supardi juga berharap instansi-instansi Pemko Payakumbuh mengikuti bimtek serupa. Semua itu dinilainya agar birokrasi menjadi lebih lancar dan efisien sehingga pelayanan publik pun menjadi lebih baik.