Langgam.id - Isak tangis dan suasana haru pecah ketika salah seorang perantau Minang korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua keluar dari pintu kedatangan domestik di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Ia adalah Putri Yanti (30), korban yang sempat kritis karena mengalami luka bakar akibat insiden kerusuhan. Warga Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan ini mendarat di BIM, Kamis (10/10/2019) sekitar pukul 18.00 WIB.
Deraian air mata orang tua dan saudara yang telah menunggu jatuh seketika melihat Putri keluar dengan kursi roda. Bergantian mereka mencium dan memeluk Putri. “Uda...uda (abang...abang),” kata Putri memanggil dua orang kakak laki-lakinya yang langsung memeluk dan memberikan kecupan di pipinya sembari terisak tangis.
“Amak dima one (mama mana kakak),” tanya Putri kepada kakak perempuannya yang ikut memeluk dan menciumnya.
Suasana haru berlinangan air mata tak berhenti. Apalagi, ketika orang tua perempuan Putri menghampirinya dan memberikan kecupan sayang. Dengan berupaya terus tegar, Putri meminta agar tak ada air mata yang jatuh untuknya dari orangtuanya tersebut.
“Amak jan manangih, kalau amak manangih aden litak. Aden sakik iko ndak ado den rasokan setelah batamu amak. (Mama jangan menangis, kalau mama menangis saya capek. Saya sakit gini tidak ada saya rasakan setelah bertemu mama),” ujar Putri berupaya tegar.
“Aden ndak do sakik mak, sakik den alah hilang batamu jo amak (saya tidak ada sakit mama, sakit saya sudah hilang bertemu mama)," sambung Putri yang terus menggenggam tangan orang tuanya.
Setidaknya, ada tujuh keluarga Putri yang menyambut kedatangannya. Selain itu, kedatangannya juga disambut Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Nasrul Abit. Bahkan, politisi Gerindra ini juga tak kuasa menahan air mata.
“Sudah buk, mari kita bawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang. Jangan dibawa ke kampung dulu ya ibu-ibu,” pesan Nasrul Abit kepada keluarga.
Bekas luka bakar di pipinya masih membekas dan terlihat jelas dari wajah Putri yang pulang dengan mengenakan hijab bercorak batik. Bahkan, tangan kirinya juga masih dibalut.
Sebelumnya, Putri sempat kritis dan dirawat di RSUD di Wamena. Direncanakan, ia akan menjalani operasi tangannya di RSUP M Djamil Padang.
Selain luka bakar, insiden kerusuhan di Wamena juga merenggut dua nyawa orang yang disayanginya. Suaminya, Syafrianto (36) dan anaknya yang masih berusia 4 tahun bernama Rizky Wijaya meninggal dalam kerusuhan itu.
Putri merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ia diketahui telah merantau di Wamena selama empat tahun bersama suami dan anaknya. Di negeri orang, ia bersama keluarga mengadu nasib dengan berjualan kebutuhan pokok. Namun, dalam insiden kerusuhan, kios miliknya dan seisinya habis dibakar perusuh. (Irwanda/RC)