Langgam.id - Ketua Pembina Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau, Irman Gusman menyebutkan bahwa Indonesia negara super power kebudayaan. Saat ini, masalah kebudayaan menjadi mainstream, landasan utama dalam pendekatan semua pembangunan.
"Indonesia ini menurut UNESCO adalah super power dalam kebudayaan," katanya saat hadir dalam dialog nasional survei kebudayaan di Padang, Senin (5/9/2022).
Dialog nasional kebudayaan ini mengangkat tema persepsi masyarakat tentang makna kebudayaan di Indonesia. Menurut Irman, kekuatan kebudayaan menjadi nilai tawar dalam membangun kemanusiaan keberadaban.
"Kita harus memberikan sebuah pandangan dalam pembangunan yang telah kita lakukan dalam menyambut Indonesia emas 2045. Tapi bagaimanapun untuk mencapai itu perlu pendekatan kebudayaan yang menjadi mainstream untuk segala sektor," jelasnya.
Dalam dialog nasional kebudayaan ini, kata dia, Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau ingin memberikan kontribusi bahwasanya masalah kebudayaan sangatlah penting. Ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat Minangkabau tapi untuk kebudayaan Indonesia.
"Kita melihat tentu dari hasil survei ini betapa masyarakat menganggap pentingnya masalah kebudayaan menjadi roh dari pada pembangunan bangsa ini," ujarnya.
"Jadi artinya jangan pembangunan fisiknya maju, tapi jiwa masyarakatnya kering. Seperti di Inggris, telah berubah paradigmanya pembangunannya yang berbasiskan kekayaan material menjadi kekayaan immateril," sambung Irman.
Menurut Irman, kekayaan immateril itu berupa kebersamaan, gotong royong dan kebahagiaan dimana sebagai makhluk sosial. Jadi ada perubahan paradigma dalam melihat perubahan bangsa.
"Oleh karena itu, masalah kebudayaan itu merupakan hal yang penting. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang luar biasa di abad 21 ini. Sehingga banyak kegiatan yang dilakukan manusia diganti robotik dan lainnya," tuturnya.
Dalam dialog kebudayaan tersebut, akan menyampaikan hasil survei yang nantinya dilanjutkan ke tingkat kongres kebudayaan yang menghadirkan tokoh-tokoh nasional dan internasional.
Survei yang dipresentasikan merupakan hasil dari tim survei yang diketuai oleh Asrinaldi yang juga anggota Badan Pekerja Kongres Kebudayaan 2022, dari tanggal 13-19 April 2022 secara online. Survei dilakukan terhadap 1.200 responden masyarakat Indonesia yang berdomisili mulai dari Aceh sampai dengan Papua.
