Langgam.id - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Sumatra Barat atau PT Bank Nagari menguasai 34,81 persen aset perbankan di Sumatra Barat per 2021.
Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad mengatakan perbankan milik pemda itu masih yang terbesar dalam penguasaan aset perbankan di Sumbar, yang totalnya per Desember 2021 lalu mencapai Rp71,71 triliun.
Aset Bank Nagari per Desember 2021 menyentuh Rp28,25 triliun atau mengalami pertumbuhan 10,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
"Market share Bank Nagari di Sumbar masih yang paling besar, mencapai 34,81 persen dari sisi aset. Begitu juga untuk kredit kita menguasai 35,8 persen dan DPK (dana pihak ketiga) 43,49 persen," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Adapun, sepanjang 2021 bank milik Pemprov Sumbar dan pemerintah kabupaten/kota se Sumbar itu berhasil membukukan laba bersih Rp416 miliar atau tumbuh 26 persen dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp330 miliar.
Irsyad mengatakan capaian laba tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah Bank Nagari. Apalagi, sepanjang 2021, industri perbankan masih mengalami tekanan akibat pandemi covid-19.
Ia menjelaskan, pendapatan laba Bank Nagari mengalami peningkatan didorong meningkatnya pendapatan bunga dan efisiensi beban bunga dana, sehingga rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga turun signifikan menjadi 81,51 persen.
Selain itu, aset perseroan juga tumbuh 10,09 persen menjadi Rp28,25 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,7 triliun. Penyaluran kredit sebesar Rp20,99 triliun tumbuh 7,46 persen dari periode sebelumnya Rp19,53 triliun.
Kemudian, untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sepanjang tahun lalu tumbuh 12,7 persen dari Rp20,41 triliun menjadi Rp22,99 triliun.
Untuk rasio keuangan Bank Nagari juga terjaga dengan baik. Rasio kecukupan modal atau car adequicy ratio (CAR) mencapai 21,6 persen, rasio return on equity (ROE) atau rasio pengembalian modal mencapai 13,6 persen, rasio return on asset (ROA) sebesar 1,98 persen.
Kemudian, net interes margin (NIM) atau rasio margin bunga bersih mencapai 6,57 persen, BOPO sebesar 81,51 persen, rasio intermediasi atau loan to deposit rasio (LDR) sebesar 91,25 persen, sedangkan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) masih rendah di angka 48,45 persen.
Sementara itu, aset perbankan Sumbar 11,38 persen menjadi Rp71,71 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp64,38 triliun.
Yusri, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar mengungkapkan sepanjang tahun lalu, kinerja perbankan Sumbar cukup mentereng meski tengah didera pandemi covid-19.
"Kami lihat kinerja perbankan Sumbar secara keseluruhan cukup baik. Beberapa indikator pertumbuhan bahkan di atas nasional," katanya.
Selain aset, penghimpunan DPK tumbuh 7,47 persen menjadi Rp52,23 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp48,60 triliun, dan penyaluran kredit mencapai Rp60,27 triliun atau tumbuh 7,44 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp56,10 triliun.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan Sumbar juga terjaga di angka 1,88 persen dan rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 115,4 persen.