Langgam.id - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat sebanyak 106 titik api (hotspot) terpantau di wilayah Sumatra Barat (Sumbar). Jumlah tersebut merupakan hasil pantauan dalam kurun waktu 15-17 September 2019.
"Pemetaan titik api dilakukan untuk mempermudah memahami dan mengurai persoalan kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap yang terjadi di Sumbar. Titik api terpantau berdasarkan analisis satelit NASA," kata
Spesialis Manajemen Pengetahuan KKI Warsi, Nabhan Aiqani dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/9/2019).
Spesialis Geographical Information System (GIS) KKI Warsi Ahmad Salim Ridwan melanjutkan, 106 titik api itu terpantau berada di Kabupaten Dharmasraya, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Solok, Sijunjung dan Kepulauan Mentawai.
Titik api terbanyak berada di Pesisir Selatan. Jumlahnya mencapai 55 titik dan terpusat di daerah perkebunan. Sedangkan 43 titik api di Dharmasraya berada di areal perluasan lahan perkebunan. Sedangkan di Solok Selatan hanya terpantau 3 titik api, 2 titik di Kabupaten Solok, 2 titik di Sijunjung dan hanya satu titik api di Mentawai. Dengan begitu, jumlah titik api di Sumbar tidak terlalu signifikan jika dibanding dua provinsi tetangga.
"Titik api di Sumbar kebanyakan berada di areal perkebunan, dan tidak berada di hutan alam primer," katanya.
Analisis juga menunjukkan bahwa kabut asap yang terjadi di Sumbar merupakan asap kiriman dari provinsi tetangga. Meski demikian, sikap waspada tetap harus dikemukan. Sebab, musim kemarau panjang yang masih terjadi.
Ia menjelaskan, ada level confidence titik api di Sumbar yang seluruhnya berada di level nominal. Level confidence merupakan alat analisis untuk melihat tingkat kepercayaan terhadap lokasi yang menjadi titik api. Semakin tinggi level confidence, semakin tinggi pula potensi titik api.
Menurutnya, ada tiga pembagian kategori level confidence. Pertama, level confidence hotspot C < 30 persen yang berarti rendah dan hanya perlu diperhatikan. Lalu, level confidence hotspot C < 80 persen yang berada di level waspada. Terakhir, hotspot C < 100 persen yang artinya level confidence tinggi dan harus diambil tindakan penanggulangan (high).
"Di Sumbar, hanya satu titik api di Pesisir Selatan yang berada di level confidence level high >80 persen. Sedangkan daerah lainnya, titik api didominasi level confidence nominal atau perlu ditingkatkan kewaspadaan," katanya.
Ke depan, pihaknya berharap agar upaya penanganan kasus kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan dengan serius. Aturan dan kebijakan hukum harus benar-benar ditegakkan agar kelestarian hutan dan lingkungan tetap terjaga. (Rahmadi/RC)