Mengenang A.A Navis, Merayakan Kebebasan Berpikir di Pergantian Tahun

Mengenang A.A Navis, Merayakan Kebebasan Berpikir di Pergantian Tahun

AA Navis (Foto; Sampul Buku AA Navis; Karya dan Dunianya karya Ivan Adilla)

Langgam.id - Sejumlah sastrawan, akademisi, wartawan mengenang kembali sosok A.A. Navis di pengujung tahun 2021, kemarin, di Pustaka Steva Nanggalo, Padang.

“Kami sudah merdeka sebelum Indonesia menjadi negara merdeka,“ kata Ivan Adilla mengutip akan betapa pentingnya mengingat dan membaca kembali karya-karya A.A. Navis yang berjuang akan kebebasan dan pentingnya kemerdekaan dalam berpikir, termasuk mencemooh bentuk-bentuk otoriter dalam kehidupan.

Hal itu diungkapkan peneliti dan penulis Ivan Adilla dalam rangkaian penutupan Festival Kado Akhir Tahun untuk A.A. Navis. Sebelumnya, selama dua bulan secara berturut-turut, Pustaka Steva bersama Sumatra Institute telah menggelar berbagai diskusi dan kajian tentang karya-karya dan kehidupan A.A Navis, penulis dan budayawan Indonesia yang berasal dari Minangkabau.

“Hal yang paling saya ingat dari A.A. Navis adalah ia seorang wartawan, orang yang gelisah melihat sesuatu yang tidak benar, terutama menyangkut pemerintahan dan rakyat kecil. Hal ini yang belum ada tandingannya hingga hari ini,,” kenang wartawan senior dan penulis sejarah Khairul Jasmi mengingat sosok Navis.

Sebelum A. A. Navis tutup usia pada tahun 2003, tokoh literasi Indonesia Yusrizal KW mengatakan bahwa ia banyak berinteraksi dengan A. A. Navis. “Sumbangsih A. A. Navis terhadap intelektualitas di Indonesia banyak, terutama untuk menumbuhkan semangat orang-orang muda. Dia mencintai anak-anak muda, dan dia membantu apa saja," kata KW.

“Festival ini kami adakan karena sudah tak banyak lagi yang mengenang karya A. A. Navis. Navis terlupakan justru di zaman dan kondisi yang ditentangnya. Ototriter dan kebodohan,” kata Direktur Festival Kado Akhir Tahun untuk Navis. Uyung Hamdani, sebagaimana siaran pers yang diterima Langgam.id.

Menurut Uyung lagi, gagasan ini akan diadakan Pustaka Steva dan Sumatra Institute tiap tahun.

Pada malam puncak festival ini, Robby W. Riyodi Bersama bonekanya Ge menampilkan dongeng dengan tema Pak Mentri Mau Datang, adaptasi dari sebuah cerpen A.A. Navis tentang bagaimana sibuknya orang-orang di daerah menyambut mentri yang akan berkunjung ke daerah mereka hingga sekolah diliburkan dan anak-anak sekolah harus diikut sertakan dalam pawai menyambut Pak Mentri yang pada akhirnya memang tidak jadi datang.

Pada penutupan festival ini juga diisi pembacaan puisi oleh Renjana Jiiwatrisna, M Andreanda Dwi Putra, akustik oleh grup UKS Unand, UKKES UNP dan Dangau Studio.

Penyair Irman Syah bersama musisi Fandi Pratama yang tergabung dalam grup musik Sarueh Buni Bumi memukau penonton dengan pembacaan puisi penutupan tahun 2021 sebagai ajang berbenah manusia.

Baca Juga

Dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatra Barat 2024, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumatra Barat, Undri,
Menggali "Deposit Budaya": Kekayaan Tak Ternilai di Sumatra Barat
SURI Pamerankan "Batik Sunyi" Bermotif Iluminasi Manuskrip Minangkabau Karya Teman Tuli
SURI Pamerankan "Batik Sunyi" Bermotif Iluminasi Manuskrip Minangkabau Karya Teman Tuli
Pemutaran Film Warisan Budaya Mengakhiri Galanggang Arang Pamenan Anak 2024
Pemutaran Film Warisan Budaya Mengakhiri Galanggang Arang Pamenan Anak 2024
Bupati Tanah Datar, Eka Putra membuka event Sumarak Labuah Babudayo yang digelar di Nagari Labuah, Kecamatan Lima Kaum, Jumat (12/4/2024).
Sumarak Labuah Babudayo Jadi Pembuka Progul Satu Nagari Satu Event Tanah Datar 2024
Festival Gamad, Hidayat: Untuk Aktivasi Warisan Budaya Takbenda
Festival Gamad, Hidayat: Untuk Aktivasi Warisan Budaya Takbenda
Kesenian tradisional Situpai Janjang dari Kabupaten Agam, Sumatra Barat, memperoleh sertifikat Warisan Budaya Tak Benda
Kesenian Situpai Janjang dari Agam Raih Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda 2023