Langgam.id-Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Sumatra Barat (Sumbar) akan melakukan revitalisasi atau pemberdayaan surau untuk moderasi kehidupan beragama. Program ini akan merekrut lulusan pesantren untuk ditempatkan di masjid-masjid kecamatan.
Moderasi Beragama ditetapkan sebagai faktor penunjang pembangunan nasional yang termaktub dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Kemenag diberi mandat sebagai institusi utama (leading sector) dalam membangun kehidupan keagamaan moderat bangsa Indonesia.
Menyikapi hal ini, Sosialisasi dan penguatan moderasi beragama terus dilakukan Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar Penguatan dilakukan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag se Sumbar. Sosialisasi ditujukan kepada tokoh lintas agama, dan tokoh masyarakat serta Babin Kantibmas.
Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 06 sd 08 Desember 2021 di Hotel Emersia Batusangkar. Pelaksana kegiatan Subbag Ortala dan KUB menghadirkan 120 peserta yang berasal dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan pengurus FKUB.
Kasubbag Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Sumbar, Fauqa Nuri Ichsan mengatakan kegiatan sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang peta dan dinamika keberagaman masyarakat di Indonesia. Menyadari pentingnya moderasi beragama sebagai strategi untuk mengelola kehidupan keberagamaan yang berkontribusi secara positif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Sosialisasi bertujuan membangun kesadaran untuk merespons situasi keberagamaan di Indonesia saat ini," katanya lewat keterangan tertulis, Rabu (8/12/2021).
Kemudian, meningkatkan pemahaman tentang kasus-kasus intoleransi, ekstremisme kekerasan dan diskriminasi di tingkat lokal, nasional dan internasional. Memberikan wawasan tentang pentingnya memiliki sifat dan sikap yang moderat dalam melaksanakan pengabdian di tengah masyarakat yang beragam.
Penerapan Moderasi Beragama
Sementara Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Helmi mengatakan moderasi beragama dilatarbelakangi oleh adanya pengalaman agama yang terkadang mengesampingkan sisi sisi kehidupan bernegara. Karena akhir-akhir ini ada gejala yang mengatasnamakan Negara, maka perlu dilakukan penguatan moderasi beragama.
"Perlu ada indikator orang yang moderat dan tidak moderat. seseorang dikatakan moderat jika menjalankan empat indikator tersebut," katanya.
Indikator Moderat yang pertama adalah memiliki komitmen kebangsaan. Kedua tasamuh atau toleransi. Ketiga anti kekerasan, melaksanakan sesuatu sesuai aturan yang berlaku.
“Jika terjadi persoalan mari kita selesaikan secara jalur hukum tidak dengan kekerasan, bakar bakaran dan lain sebagainya,” imbaunya.
Keempat menghargai kearifan atau budaya lokal. Misalnya jika masyarakat melaksanakan maulid nabi, ziarah kubur kita hargai dan hormati.
Kakanwil juga mengatakan, Sumbar satu dari depalan provinsi yang diberikan anggaran untuk penguatan moderasi beragama sekaligus dijadikan model tahun toleransi dan kerukunan umat beragama. Ada ada tiga program yang ditawarkan Sumbar dalam penguatan moderasi beragama ini.
Pertama melalui kurikulum pendidikan, memastikan nilai-nilai moderasi beragama sampai ke tenaga pendidik. Kedua melalui bimbingan teknis atau workshop dan pembinaan moderasi beragama bagi ASN, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Ketiga, melalui revitalisasi surau di Sumbar.
“Program ini juga sudah kita bicarakan dengan guberur Sumbar. Karena surau, mesjid dan mushalla kita sudah mulai banyak yang tidak terurus. Pemerintah hanya bisa memberikan bantuan tapi tidak 100 persen mengurus,”ujarnya.
Dirinya ingin surau dan mesjid ini benar-benar terurus. Sebab dulu di Minangkabau surau-suaru itu semarak. Buktinya sekarang, ulama tokoh agama yang ada di surau itu sudah tidak terlihat lagi.
"Kita ingin surau itu kita revialisasi atau diberdayakan. Untuk revitalisasi surau ini kita akan rekrut tamatan pesantren tamatan madrasah dan sebagainya yang hafiz dengan kriteria tertentu di mesjid kabupaten satu-satu. Kemudian dilanjutkan di mesjid-mesjid kecamatan," jelasnya.
Selain sebagai guru ngaji, ustad juga dijadikan konsultan agama. Jika ada masyarakat yang bermasalah mereka akan menjadikan solusinya. Mereka juga disediakan tempat untuk bias berjualan,”katanya. (*/RHM)