Langgam.id – Provinsi Sumatra Barat sebagai Ketua Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) terus memperkuat komitmennya dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.
Gubernur Sumatra Barat, Buya Mahyeldi, mengatakan ranah minang memiliki potensi besar dalam hal ini, sehingga peran dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan khususnya dalam konversi Bank Nagari Syariah.
“Mudah-mudahan Sumbar dengan falsafah Adat Basandi Syarak - Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan pilot project ekonomi syariah di tanah air bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia,” tutur Buya Mahyeldi usai mengisi talkshow di iNews, Senin (29/11/2021), sebagaimana dilansir dari rilis ADPIM Pemprov Sumbar.
Dalam talkshow yang berdurasi kurang lebih satu jam tersebut Buya Mahyeldi memaparkan berbagai peluang, strategi, maupun kendala penerapan ekonomi syariah di Sumatera Barat. Jumlah penduduk dengan mayoritas beragama Islam seharusnya dapat memberikan kepastian dalam kesuksesan program tersebut. Namun dengan peluang tersebut kendala yang menghambat justru terletak pada kurang meratanya pemahaman masyarakat terkait ekonomi syariah.
“Harapannya melalui sosialisasi di berbagai kegiatan dan media yang terus dilakukan, akan memperkaya literasi dan wawasan masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki dasar falsafah ABS-SBK. Sehingga ketika diajak dalam perekonomian syariah, mayoritas masyarakat Minang langsung menyambut baik,” harap Gubernur.
Selain itu Buya Mahyeldi turut menyampaikan bahwa pemerintah Sumatera Barat telah mulai menjalankan program tersebut sejak 2010 silam. Mulai dari dibentuknya koperasi syariah, Baiyul Mal Watamil (BMT), berkembangnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah, hingga saat ini dengan rencana konversi bank daerah menjadi bank syariah.
Disamping itu sistem ekonomi syariah dikatakan juga ramah investor jika dibandingkan dengan ekonomi konvensional. Bahkan Buya Mahyeldi mengatakan di beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Jerman juga telah menerapkan sistem tersebut.
“Ekonomi syariah itu ramah investor. Kita sudah jalin komunikasi dengan dubes beberapa negara. Apalagi Sumbar berada di posisi pantai barat Pulau Sumatera, dekat dengan Timur Tengah dan Afrika,” ujar Mahyeldi.
“Kita siapkan proyek-proyek yang bisa dikerjasamakan, khususnya pertanian dan perdagangan. Tidak lupa saat ini kita juga tengah membangun sinergitas dengan provinsi-provinsi tetangga,” imbuhnya. (*/Fauziah)