Langgam.id - Revolusi Industri 4.0 menuntut revitalisasi dalam dunia akademik, tak terkecuali perguruan tinggi Islam. Revitalisasi dunia akademik antara lain melalui evaluasi dan pemutakhiran kurikulum.
"Kini dengan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), tantangan yang hendak dicapai adalah terbukanya peserta belajar untuk mengembangkan dan melengkapi diri sesuai dengan zaman kebutuhan," ungkap Ilza Mayuni di hadapan Civitas Akademika Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Jumat (12/11/2021) malam.
"Dalam pengembangan kurikulum, studi penelusuran, evaluasi diri, dan benchmarking perlu dilakukan untuk menetapkan profil lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja," ungkap Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Menurutnya, pemutakhiran kurikulum perlu dituntaskan dan dievaluasi secara berkala. Hal ini dilakukan atas dinamika sosial kehidupan yang terus mengalami perubahan.
"Tidak perlu alergi dengan keadaan ini. Mari berbenah demi kemajuan. Tentu saja ada aturan dalam MBKM, dibuat melalui kerja sama di dalam Program Studi, Fakultas, Universitas, serta antaruniversitas," ungkap Pengurus Iluni UIN Imam Bonjol Padang Cabang Jakarta ini.
Alumni IAIN Imam Bonjol Padang 1978 ini mengungkapkan, UIN Imam Bonjol Padang harus mencari distingsi yang kuat dan kokoh sebagai ciri utama agar alumni bisa diandalkan stakeholder.
Dekan FDIK UIN Imam Bonjol Padang Wakidul Kohar menyatakan pergeseran dari model Kurikulum 2013 (Kurtilas) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke MBKM sebuah terobosan yang mesti dimaknai sebagai tantangan dan kesempatan.
"Teknologi Informasi dan Pandemi Covid-19 telah membuka menyadarkan, jangan pernah berhenti berbenah," tegas Wako, demikian ia akrab disapa.