Langgam.id - Sebanyak 20 mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) dikirim ke 15 sekolah di Victoria, Australia mengajarkan Bahasa Indonesia.
“Sebanyak 20 orang mahasiswa dari UNP yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) didistribusikan ke 15 sekolah di Victoria, Australia” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Muhammad Najib dalam keterangannya, dikutip Kamis (4/11/2021).
Ia mengatakan, program ini merupakan kerja sama antara Victoria Indonesian Language Teacher Association (VILTA) dengan beberapa universitas tanah air.
“Program ini bertujuan menyediakan Penutur Asli Bahasa Indonesia (PABI) yang terampil,” ujarnya.
Najib juga mengapresiasi inisiasi VILTA dalam memperkuat promosi Bahasa Indonesia di Victoria. Serta UNP yang bersedia mengirimkan mahasiswanya untuk membantu mengajar di sekolah-sekolah Australia.
Selain mengajar, guru bantu tersebut juga membantu mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia di kalangan siswa-siswa Australia.
Baca juga: Seniman Asal Sumbar Gusmen Heriadi Gelar Pameran Tunggal Ke-10 di Yogyakarta
Najib menilai, mahasiswa yang sedang KKN memiliki kelebihan jika membantu mengajar di sekolah-sekolah Australia.
“Mahasiswa KKN memiliki rentang usia yang tidak terlalu jauh dari siswa-siswa SMA. Usianya relatif hampir sama, sehingga mereka akan lebih mudah mendekat dengan siswa dan bisa membuat siswa menjadi lebih tertarik,” tuturnya.
Selain mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia, guru bantu tersebut juga membuat bahan pengajaran dan membantu para siswa untuk berlatih percakapan secara daring.
“Sebelum diberi penugasan, para calon Guru Bantu akan dipersiapkan dan dilatih secara intensif oleh VILTA untuk menyesuaikan kondisi pengajaran di Australia,” kata Presiden VILTA, Sylvia Wantania.
Sasha-Lee Lanyon, salah seorang Guru Bahasa Indonesia di Victoria, menyebutkan bahwa guru bantu memberi kesempatan siswa-siswanya untuk bicara langsung dengan penutur asli.
“Sehingga perkembangan kemahiran siswa saya menjadi lebih cepat,” kata Sasha-Lee.
Menurutnya, selama ini jika diajar oleh guru dari Australia, siswa-siswa cenderung mau cepat. Sehingga sering kali di kelas tetap menggunakan Bahasa Inggris dalam pengajaran.
“Dengan adanya guru bantu yang asli orang Indonesia, maka siswa-siswa ‘dipaksa’ bicara Bahasa Indonesia. Ini mempercepat kemampuan siswa dalam mempelajarinya," ujarnya.
Guru Bahasa Indonesia, Hayley Whelan, juga berterima kasih atas kehadiran para mahasiswa UNP yang berperan sebagai guru bantu.
“Semoga jika nanti perbatasan antar negara sudah dibuka, siswa-siswa saya bisa dikirim ke Indonesia untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia,” ucapnya.