Langgam.id - Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri Andrinof Chaniago menyebut dunia pariwisata Indonesia punya kelemahan mendasar yaitu lemah dalam mengatasi kelemahan.
Hal ini, menurutnya, jadi faktor dominan yang membuat industri pariwisata Indonesia tidak maju, karena malah kerap mendatangkan masalah baru.
“Ekonomi rakyat meningkat dengan pariwisata, memang betul. Namun, peningkatan itu beriringan dengan kekumuhan. Sementara, kita tak berbuat banyak mengatasi dampak negatif ini,” ungkap Andrinof, saat jadi pembicara pada webinar yang diangkatkan pengurus IKAFE Unand Cabang Padang bekerjasama dengan IASMA 1 Bukittinggi, kemarin.
Menurut Menteri PPN/Kepala Bapenas periode 2014-2015 ini, Indonesia nyaris tak melakukan sesuatu hal yang signifikan mengatasi kelemahan terserbut. Misalnya, perbaikan di bidang pelayan, memberikan kenyaman pada wisatawan, memberikan suasana bersih dan lingkungan yang nyaman yang akan membuat wisatawan tertarik datang dan betah.
“Kalau bicara pariwisata, maka maka kita tidak akan lepas berbicara tentang peluang, kekuatan, tantangan dan kelemahan,” tegasnya dalam webinar yang mengambil tema “Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Tengah Pandemi.”
Untuk peluang, terang dia, dunia pariwisata Indonesia sungguh luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, diberi anugerah oleh Tuhan dengan alam yang indah, tanah yang subur, lokasi yang strategis. Sedangkan kekuatan pariwisata Indonesia, memiliki pelaku dan pegiat pariwisata yang andal. Kemudian, memiliki banyak pakar pariwisata serta akademisi dengan analisisnya untuk komprehensif dalam mengembangkan dunia pariwisata. Jika bicara tantangan, ini merupakan faktor dari luar.
“Banyak negara lain kelebihan pasar, yang bisa kita ambil kesempatan dari sana,” papar dia.
Untuk kelemahan, Indonesia mesti belajar dari negara Singapura, Malaysia dan Thailand.
“Ketiga negara di Asia Tenggara ini, sudah selesai mengatasi kelemahan. Mereka bisa memberi pelayanan dan perilaku sosial yang membuat nyaman para wisatawan, ketika berkunjung ke negeri mereka,” nilai Andrinof.
“Jika kelemahan ini bisa kita atasi, maka tujuan awal dari pariwisata itu akan tercapai dengan mudah yakni meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) lewat pajak hotel, pajak restaurant, pajak rumah makan, retribusi ini dan lainnya,” tambah dia.
“Inilah tujuan pariwisata kita yang sebenarnya. Menyumbangkan pendapatan bagi negara, bukan semata-mata membuat ekonomi rakyat meningkat,” terang Andrinof.
“Namun, kekemuhunan dan merusak keindahan alam juga terjadi, saat kita menghidupkan sektor pariwisata,” paparnya.
Sementara, Direktur Tourism Development Center (TDC) Unand, Sari Lenggogeni mengatakan, di masa Pendemi Covid19 ini, sektor pariwisata dan dunia kesehatan harus saling mendukung serta jalan beriringan.
Untuk itu, dibutuhkan komitmen pemerintah dalam memajukan pariwisata dalam situasi pandemi Covid19 ini.
Praktisi pariwisata Sumbar, Zuhrizul mengatakan, memajukan pariwisata Sumbar dengan menekankan bahwa wisata itu adalah budaya.
“Pariwisata itu adalah budaya. Kita mulai lagi tanamkan pada diri kita, pada anak-kemenakan kita, kepada saudara dan tetangga kita bahwa masyarakat Sumbar itu adalah masyarakat yang berbudaya bersih, disiplin, menjaga keindahan alam dan tidak merusak alam,” tegasnya.
“Jika budaya bersih ini sudah jalan, saya yakin, dunia pariwisata Sumbar akan kembali maju dan jaya,” harap Zuhrizul.
Buya Mas’oed Abidin mengatakan, untuk memajukan pariwisata Sumbar yakni dengan menyayangi alam, kelola dengan benar, tumbuhkan sikap menyayangi dan lahirkan kerinduan untuk kembali.
Webinar ini juga menghadirkan sejumlah kepala daerah sebagai narasumber yakni Wali Kota Pariaman, Genius Umar, Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta, Wali Kota Padang, Hendri Septa dan Bupati Agam, Andri Warman.
Sementara, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy yang dijadwalkan untuk jadi salah seorang pembicara, tidak dapat bergabung karena tengah berada di Papua menemani atlit Sumbar yang berlaga di PON XX.
Ketua Pelaksana Silaturahmi Lintas Angkatan (SLA) IASMA 1 Bukittinggi, Yofialdi mengatakan, seminar ini adalah rangkaian kegiatan SLA IASMA 1 Bukittingi pada 2021 ini.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada Pemprov Sumbar, Hayati Pratama Mandiri, Lancarjaya Mandiri Abadi dan pihak-pihak lainnya, yang telah mendukung dan menyukseskan seminar ini,” pungkas Yofiadi.