Ajo Buset salah kira rupanya. Pelawak minang ini mengira Innova Reborn yang disetopnya itu travel tujuan Pekanbaru. Ternyata, itu mobil dinas (Mobnas) Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Buya Gubernur Mahyeldi, BA 1. Itu kini yang lagi viral.
Sebelumnya, parodi yang sama dilakoni oleh Uda Wagub Audy, lawan mainnya Praz Teguh, lakon SUCI Kompas TV. Mobil dinas Wagub, Avanza BA 2, dikira travel. Inti ceritanya sama. Mobil dinas disangka travel.
Dari sisi konten, tentu kreatif. Saya termasuk penikmat lawak minang semacam itu. Sebut saja pacah paruik Praz Teguh, saya ikut subscribe. Semua vidio di channel YouTube Garundang yang dimainkan Mak Ipin dan kawan kawan telah saya tonton.
Pecahan Garundang juga, Kaleke Creator. Pecahan Kaleke, De Nico Creator juga tak ketinggalan. Saya tonton. Imaih Youtuber Minang tinggal di Pekanbaru, juga saya tonton.
Saya sendiri bikin Channel YouTube, bernuansa minang. Namanya Nagari Channel. Ada beberapa film pendek yang kami garap, ada parodi juga. Parewa Kototuo, Pandeka Kototuo, Jenderal Kototuo, itu diantara judul film pendek itu. Kalau tak percaya carilah di YouTube. Jangan lupa subscribe.
Kembali ke parodi Mobnas Gubernur, agak janggal saya menonton. Apa pesan yang hendak disampaikan? Adakah Gubernur dan Wagub menyesal menyerahkan Mobnas baru itu ke Satgas Covid? Adakah beliau berdua, hendak kembali memakai Mobnas itu, yang jelas-jelas peruntukan pembelian untuk kepala daerah.
Atau, ini hanya sekedar konten, parintang-rintang hari, menghibur di kala penat dan waktu lapang.
Gubernur dan Wagub beli Mobnas baru. Pembelian itu di tengah pandemi, pembelian itu dianggap kurang etis, karena rakyat lagi susah karena Covid-19, pada saat sama Labor FK UNAND minta sumbangan publik untuk operasional.
Tekanan publik begitu tinggi, Gubernur dan Wagub tak tahan. Tak bertahan pada argumen bahwa mobil memang dibutuhkan. Sesuai aturan, tak korupsi. Memang saat itu jawaban Gubernur kurang memuaskan. Komunikasi publik Pemprov saat itu lagi kacau.
Bagi saya, problem pembelian Mobnas, termasuk rehab rumah dinas Ketua DPRD, beli baju dinas hampir 1 miliar. Itu adalah problem kepantasan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, tak harus melulu soal hukum. Kepantasan dan kepatutan juga perlu di junjung oleh pejabat publik.
Jika itu dilanggar. Maka meminta maaf, itu salah satu cara yang sudah benar. Tentu saja, dengan harapan esok esok, jangan diulangi lagi. Buya telah minta maaf. Mobnas pun diserahkan ke Satgas Covid-19. Ibarat orang bersilat. Buya pandai jatuh. Di situ saya salut.
Tensi mereda. Saya sendiri sudah lupa, mungkin juga sebagian yang lain, sudah lupa. Publik pun nampaknya telah memaafkan. Tapi teringat lagi masalah itu, gara gara parodi itu.
Pendapat saya pribadi, kalau Buya dan Uda Audy mau, pakai sajalah Mobnas itu lagi. Terlanjur dibeli, tak ada solusi berbalik. Dijual lagi juga tak mungkin. Mobnas itu sekarang telah jadi mobil seken. Dipakai oleh pejabat lain, juga belum tentu benar, karena tak sesuai peruntukan dan level jabatan.
Pernah, bakatuntang pembahasan itu dalam grup terkeren di Sumbar ini. Saya tanyakan solusi. Mobnas serahkan ke admin WA, itu jawaban jenaka yang saya dapat. Saya tak suka, kritikan tanpa solusi. Jadi, gunakan saja untuk keperluan rakyat, sesuai peruntukan.
Mana tau, memang itu yang diangan Buya dan Wagub dengan parodinya itu. Tapi, kalau publik bertanya, jawab lurus-lurus. Jangan berbelok-belok. Sudahi polemik. Jangan main gimik. Cakak sudah silek takana, jangan. Pedih mata saya melihat Innova BA1, dan Avanza BA2 itu.
Buya atau Wagub, tetap harus main lawak minang, dengan tema dan duet dengan Youtuber yang lain, ini juga bagian mendukung industri kreatif di ranah Minang.
Dah, itu saja.